Akhlak
Terhadap Tuhan, Sesama Manusia, dan Terhadap Lingkungan
Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ahlak Tasawuf”
Yang
di bimbing oleh, Nurrudin.
Di Susun Oleh:
Kelompok 8
1. Himatul
Ulfiah :
(083131012)
2. Siti
Mardiyah : (083131013)
3. Moch.
Anas Farikhul Kh : (083131040)
4. Moch.
Hasyim :
(083131016)
5. Moch.
Ali Annuri :
(083131037)
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
JURUSAN SYARIAH
JURUSAN SYARIAH – PRODI AL-AHWAL SYAHSIYAH (AS)
SEPTEMBER 2013
Pendahuluan
1. Latar
belakang
Pokok utama kerosulan Nabi Muhammad Saw.
Adalah menyempurnakan akhlak yang mulia. Mencakup semua bentuk sikap dan
pembuatan yang terpuji dikalangan orang-orang(masyarakat)yang bertaqwa.
Disamping terpuji berdasarkan norma-norma yang ditetapkan Allah swt.
Akhlak
mulia merupakan akhlak yang berlaku dan berlangsung diatas jalur al-qur’an dan
pembuatan Nabi Muhammad Saw. Dan Allah swt
menetapkan akhlak mulia bagi Nabi Muhammad Saw. Dalam sikap dan
perbuatan. Seperti didalam Al-qur’an surat Al-Qalam ayat 4.”dan sesungguhnya
engkau muhammad mempunyai akhlak yang mulia”. Ayat lain yang dapat dijadikan
pedoman yang baik bagi setiap muslim yang beriman adalah surat Al-Ahzab ayat
21. Dengan demikian setiap muslim diwajibkan untuk memelihara norma-norma (agama)
dimasyarakat terutama didalam pergaulan sehari-hari baik keluarga rumah tangga,
kerabat,tetangga dan lingkungan kemasyarakatan.
Berdasarkan
latar belakang tersebut makalah ini akan membahas tentang akhlak kepada
Allah,manusia,dan lingkungan.
2. Pembahasan
A. Akhlak Baik Terhadap Tuhan.
Yang
Meliputi Antara Lain;
I.
Bertaubat
(Al-taubah); ialah suatu sikap yang menyesali perbuatan buruk yang pernah di
lakukan dan berusaha menjauhinya, beserta melakukan perbuatan baik
II.
Bersabar
(Al-sabru); ialah suatu sikap yang betah atau dapat menahan diri pada kesulitan
yang dihadapinya. Maka sabar yang dimaksud adalah sikap yang diawali dengan
ikhtiar,lalu diakhiri dengan sikap menerima dan ikhlas bila seorang dilanda
cobaan dari Allah SWT.
III.
Bersyukur
(As-shukru); ialah suatu sikap yang selalu ingin memanfaatkan dengan
sebaik-baiknya, nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
IV.
Bertawakkal
(Al-tawakkalu); ialah menyerahkan segala urusan kepada allah setelah berbuatse
maksimal mungkin,untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkannya.
V.
Ikhlas
(Al-ikhlas); ialah menjauhkan diri dari riya’ (menunjuk-nunjukkan kepada orang
lain) ketika mengerjakan amal baik. Maka amalan seseorang dapat dikatakan
jernih,bila dikatakan dengan ikhlas.
VI.
Raja’
(Al-raja’); ialah sikap jiwa yang sedang menunggu (mengharapkan) sesuatu oleh
allah swt setelah melakukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya sesuatu yang
diharapkannya. Oleh karena itu bila tidak mengerjakan penyebabnya, lalu
menunggu sesuatu yang diharapkan, maka hal itu disebut”tamani”atau hayalan.
VII.
Bersikap
takut (Al-khauf); ialah suatu sikap yang sedang menunggu sesuatu yang tidak di
senangi dari ALLAH SWT.
B. Akhlak Buruk Terhadap Tuhan.
Yang meliputi antara lain:
I.
Takabbur
(Al-kibru); suatu sikap yang menyombongkan diri, sehingga tidak mau mengakui
kekuasaan Allah d alam ini, termasuk mengingkari nikmat Allah yang berada pada
dirinya.
II.
dengan
menganggap bahwa ada suatu makhluk yang menyamai kekeuasaan –Nya.
III.
Murtad
(Ar-riddah); ialah sikap yang meninggalkan atau keluar dari agama islam,
untukmenjadi Musyrik (Al-Isyrak); ialah suatu sikap yang memper sekutukan Allah
dan makhluknya,
IV.
kafir.
V.
Munafiq(An-Nifaq);ialah
suatu sika yang menampilkan dirinya bertentangan dengan kemauan hatinya
VI.
Riya’
(Ar-Riya’); ialah suatu sikap yang selalu menunjuk-nunjukkan perbuatan baiknya
yang di lakukannya. Semata-mata bukan
karna Allah melainkan hanya ingin di puji oleh semua orang.
VII.
Boros
atau berfoya-foya (Al-Israf); ialah perbuatan yang melampaui batas-batas
ketentuan agama.
VIII.
Rakus
atau Tamak (Al-hirsu atau Al-Tama’u); ilah suatu sikap yang tidak pernah merasa
cukup, sehingga selalu ingin menambah apa yang seharusnya ia miliki tampa
memperhatikan hak-hak orang lain.
C. Akhlak Baik Terhadap Manusia.
Yang meliputi antar lain:
I.
belaskasih
atau sayang(al-shafaqah); ialah sikap jiwa selalu ingin berbuat baik dan
menyantuni orang lain.
II.
rasa
persaudaraan(al-ikha); ialah sikap jiwa yang selalu ingin berhubungan baik dan
bersatu dengan orang lian, karena ada keteriakan batin dengannya.
III.
Memberi
nasehat (An- Nasihah); ialah suatu upaya untuk memberi patunjuk-petunjuk yang
baik kepada orang lain dengan menggunakan perkataan; baik ketika orang di
nasehati telah melakukan hal-hal yang buruk,maupun belum.
IV.
memberi pertolongan (an-nashru); ialah suatu
upaya untuk mebantu orang lain, agar tidak mengalami suatu kesulitan.
V.
menahan amarah (kazmu al- ghaizi); ialah upaya
menahan emosi, agar tidak dikuasai oleh perasaan marah terhadap orang lain.
VI.
sopan-santun
(al-hilmu); ialah sikap jiwa yang lemah-lembut terhadap orang lain, sehingga
dalam perkataan dan pembuatannya selalu mengandung adap-kesopanan yang mulia.
VII.
suka
memaafkan (al- `afwu); ialah sikap dan perilaku seseorang yang suka memaafkan kesalahan
orang lain yang pernah di perbuat terhadapnya.
D. Akhlaq Buruk Terhadap Sesama Manusia.
Yang
meliputi antara lain:
I.
Mudah
Marah (Al- Ghodab); ialah kondisi emosi seseorang yang tidak dapat menahan
kesabarannya, sehingga menonjolkan sikap dan perilaku yang tidak menyenangkan
orang lain.
II.
Iri
Hati Atau dengki ( al-hasadu atau al- hiqdu); ialah sikap kejiwaan seseorang
yang selalu menginginkan agar kenikmatan
dan kebahagiaan hidup orang lain bisa hilang sama sekali.
III.
Mengadu-adu
(an-namimah); ialah suatu perilaku yang suka memindahkan perkataan seseorang
kepada orang lain,dengan maksud agar hubungan sosial keduanya rusak.
IV.
Mengupat
(al-ghibah); ialah suatu perilaku yang suka membicarakan keburukan seseorang
kepada orang lain.
V.
Bersikap
congkap (al-ash’ar); ialah suatu sikap dan perilaku yang menampilkan
kesombongan, baik dilihat dari tingkah lakunya, maupun perkataannya.
VI.
Sikap
kikir (al-bukhlu); ialah suatu sikap yang tidak mau memberikan nilai materi dan
jasa kepada orang lain.
VII.
Berbuat
aniaya (al-zulmu); ialah suatu perbuatan yang merugikan orang lain, baik
kerugian materiil maupun non materiil.
E. Akhlak Kepada Anggota Masyarakat/Lingkungan.
Kewajiban muslim terhadap muslim yang lain,
yang secara langsung apabila dilakukan adalah juga merupakan pendidikan bagi yang
bersangkutan.
Pada umumnya orang yang berkedudukan yang
lebuh rendah mempunyai kekurangan-kekurangan dan nasib ditentukan oleh orang
yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi. Dan sembilan sarana yang telah kami
sebutkan diatas dikaji agak mendalam sebagai berikut yang berkaitan dengan
akhlak anggota masyarakat;
I.
Tata
Cara Berbahasa
Setiap muslim (umat islam) dan semua orang
diperintahkan untuk selalu berbahasa dengan bahasa yang jelas dan yang baik,
bahasa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara sesuai tingkat usia, masyarakat
dan tingkat kedudukannya. Didalam islam ada peribahasa yang menyatakan bahwa “Bahasa
Menunjukkan Taqwa”
II.
Tata
Cara Salam
Salam
adalah penganjuran bagi orang yang hidup dimsyarakat atau dirumah sendiri. Dan
bila dilihat lebih jauh “salam” meningkatkan kepedulian sosial.
III.
Tata
Cara Makan Dan Minum
Cara memegang sesuatu (makan dan minum) yang
baik adalah dengan tangan kanan. Dimulai membasuh sebelum makan, membaca
“basmalah” dan diakhiri mengucapkan “alhamdulillah”.
IV.
Tata
Cara Majlis Pertemuan
Bagaimana adab kita dimajlis pertemuan?
Jawabannya adalah pertama kali baru masuk harus memberi salam, kemudian baru
dapat duduk yang telah disediakan, menyalami tamu yang mendahului duduk, jangan
sekali-kali menggeser tempat duduk milik orang lain.
V.
Tatacara
Meminta Izin Masuk
Aturan islam bagi seseorang yang ingin masuk
rumah orang lain, maka paling awal yang dilakukan adalah memberi salam.
VI.
Tata
Cara Memberi Ucapan Selamat
Tujuh rangkaian (munasabah) yang ada dalam
islam ketika mengucapkan “Ucapan Selamat”. Ketujuh rangkaian tersebut antara
lain;
v Dalam rangka acara pernikahan
v Dalam rangka kelahiran seorang bayi kepada
ibunya
v Kembalinya seorang musafir (yang berpergian)
v Pulangnya seseorang dari jihat
v Sekembalinya dari haji
v Pada hari raya idul fitri dan idul adha
v Ketika seseorang mendapat kenikmatan tertentu
seperti kenaikan pangkat,mendapat hadiah apa saja yang membuat seseorang
merasakan kebahagiaan.
VII.
Tata
Cara Berkelakar (Bercanda)
Didalam
ajaran islam, berkelakar atau bercanda diperbolehkan. Namun hal itu bukan
berrti bebas,, sesuka hati ,sehingga tak ingat norma sosial. Ada tiga syarat
diperbolehkan bercanda yaitu;
v Tidak boleh berlebih-lebihan sehingga
menjadikan lupa kepada allah
v Tidak boleh berkelakar sehingga menyakiti baik
yang bersikap jasmani atau rohani. Seperti ucapan hina.
v Tidak bersifat dusta atau penipuan dan
kata-kata kotor.
VIII.
Tata
Cara Menjenguk Orang Sakit
Seseorang
yang hidup dimasyarakat, mau mengunjungi orang sakit tetangganya (jamaah)
adalah suatu tindakan terpuji. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan, dalam
kunjungan orang sakit yaitu;
v Segera mungkin setelah ada orang sakit
v Mengucapkan dengan kata-kata yang meringankan
beban batinnya orang yang sakit
v Ajaran do’a peringan perih pada bagian tubuh
v Mendo’akan secara khusus bagi si sakit ketika
masuk
v Mintalah ia mendo’akan kita
v Bila sudah gawat ajari si sakit dengan kalimat
tauhid dan bacaan surat yasin
IX.
Tata
Cara Ta’ziah
Ta’ziah
dilakukan jama’ah (masyarakat) dalam rangka meringankan beban lahir batin bagi
keluarga yang ditimpa musibah. Menurut ajaran islam, tata cara ta’ziah antara
lain;
a. Mengucapkan perkataan yang pernah diucapkan
oleh Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya
b. Memberi makan keluarga yang kena musibah
c. Menunjukkan rasa belasungkawa
d. Memberi nasehat yang baik
F. Pengertian Akhlak diMasyarakat
Islam sejak semula mempunyai ibadah-ibadah
tertentu yang wajib dilaksanakan oleh kaum muslimin (penganutnya). Karena hal
tersebut telah sama diakui dan telah pula ditetapkan menjadi kewajiban mereka.
Dan kaum muslimin tidak ada hubungan dengan pemeluk agama lain dalam masalah
ibadah tersebut.
Namun demikian ajaran akhlak tidak dilihat
dari segi ini. Umat islam diperintahkan saling kenal mengenal dan saling
berhubungan satu sama yang lain dengan seluruh penghuni jagat raya ini dalam
aspek kebaikan dan keutamaan yang tidak diragukan lagi.
Setiap muslim wajib melaksanakan berbuat
jujur. Baik antara sesama muslim dengan muslim, maupun antara dengan non muslim
demikian pula berbuat toleran . menepati janji, sportif, kerja sama, pemurah
dan lain sebagainya.
3. PENUTUP
Dari penjelasan diatas kita dapat
menyimpulkan bahwa kita harus selalu berbuat baik tehadap allah swt,terhadap
manusia,dan terhadap lingkungan. Demikian makalah yang dapat kami susun dan
kami sangat menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan dan pengembangan sangat kami harapkan. Dan semoga
ini dapat menambah pengetahuan kita dan bermanfat. Amin..
4. DAFTAR
PUSTAKA
Drs. H.A.Mustofa, Akhlak Tasawuf. Bandung: CV
pustaka setia, 1999 M.
Al
ghazali, muhammad. Akhlak seorang muslim. Semarang: CV wicaksana, 1985 M.
Drs. H. Mahjuddin, M.pd.I, akhlak tasawuf 1.
Jakarta: kalam mulia, 2013.