Rabu, 08 Januari 2014

Akhlak Tasawuf Persamaan dan Perbedaan Akhlak, Etika, Moral, dan Susila



Akhlak Tasawuf
Persamaan dan Perbedaan Akhlak, Etika, Moral, dan Susila











Kelompok 4 (empat)
Anggota :
1.     Eka Wulandari L.M                          (083131001)
2.     Nouval Hidayatullah                         (083131010)
3.     Nur Halim                                         (083131028)
4.     Jamaludin Mahmud Muksin             (083131027)
5.     Moh. Muhtarom A.                           (083131014)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN JEMBER
2013

     
       I.            Pendahuluan
1.     Latar Belakang
Setiap muslimin dan muslimah baik pada saat sekolah,kampus, atau masyarakat sangat dianjurkan untuk menjaga akhlak baik atau akhlakul mahmudah,akhlak pun sering dikaitkan dengan etika moral serta susila. Oleh sebab itulah makalah ini ada dengan tujuan mampu membahas lengkap akhlak etika moral dan susila dari segi persamaan dan perbedaan,sehingga lebih mudah dipahami bagaimana cara kerjanya didalam lingkungan masyarakat
Diharapkan dengan adanya makalah ini mampu mengembangkan pokok pembahasan menjadi lebih mudah di pahami dan mampu menjadi tolak ukur dalam membedakan atau menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat.
2.     Pokok Permasalahan
a.     Apa itu akhlak,etika,moral dan susila
b.     Apa persamaan akhlak,etika,moral,dan susila
c.      Apa perbedaan akhlak,etika,moral,dan susila
3.     Tujuan Makalah
a.     Membantu mendefinisikan pokok permasalahan
b.     Membantu memahami pokok permasalahan
    II.            Pembahasan
A.   Pengertian Akhlak,Etika,Moral,dan Susila
1.     Akhlak
Akhlak berasal dari kata khuluq yang merupakan jamak dari akhlaq. Menurut bahasa,Akhlaq adalah perangai,tabiat,agama. Ibn Al-Jauzi mengatakan bahwa al-khuluq adalah etika yang dipilih seseorang. Dinamakan khuluq karena etika bagaikan khalqah (karakter) pada dirinya. Adapun etika yang sudah menjadi tabiat bawaan sejak lahir disebut Al-Khaym
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Akhlak diartikan perangai,watak,dan tabiat.
Berkaitan dengan khuluq yang berarti agama,Al-Fairuzzabadi berkata “ketahuilah,agama pada dasarnya adalah akhlak. Barang siapa memiliki akhlak mulia,kualitas agamanya pun mulia. agama diletakkan diatas empat landasan akhlak utama yaitu kesabaran,memelihara diri,keberanian,dan keadilan
Akhlaq timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khaliq dengan makhluq dan makhluq dengan makhluq perkataan ini tercantum pada Al-Qur’an.

               ( القلم :  )    وانك  لعلى  خلق  عظيم                 
Artinya :
dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.”
                                                         (Q.S Al-Qalam[68]:4)
Demikian juga dengan hadis Nabi Muhammad SAW

                                  ( رواه  اْحمد ) بعثت لاْتمم مكارم الاْخلاق

Artinya :
“aku diutus untuk menyempurnakan perangai(budi pekerti) yang mulia.”

Adapun pengertian akhlaq menurut para ulama antara lain :
a.     Ibnu Maskawaih(941-1030 M)

حال للنفس داعية لها الى افعالها من غير فكر ولاروية.وهذه الحال تنقسم الى قسمين : منها ما يكون طبيعيا من اصل المزاج.... ومنها مايكون مستفادا باالعادة والتدريب, وربما كان مبدؤه الفكر ,  ثم يستمر عليه اْولا فاْولا حتى يصير ملكة وخلقا.                                                                   
                      Artinya :
“keadaan jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Keadaan ini terbagi dua, ada yang berasal dari tabiat aslinya … adapula yang diperoleh dari kebiasaan berulang-ulang. Boleh jadi,pada mulanya tindakan itu melalui pikiran dan pertimbangan,kemudian dilakukan terus menerus,maka jadilah suatu bakat dan akhlak.”
b.     Imam Al-Ghazali (1055-1111 M)

هيئة راسخة في النفس تصدر عنها الاْفعال بيسر وسهولة من غير حاجة الى فكر وروية.                                         
Artinya :
akhlak adalah daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa yang mendorong perbuatan-perbuatan yang spontan tanpa memerlukan pertimbangan pikiran.”
c.      Muhyiddin Ibnu Arabi (1165-1240 M)


حال للنفس به يفعل الانسان افعاله بلاروية ولااختيار, والخلق قد يكون فى بعض الناس غريزة وطبعا, وفى بعض الناس لايكون الاباالرياضة والاجتهاد.                                  

Artinya :
“keadaan jiwa seseorang yang mendorong manusia untuk berbuat tanpa melalui pertimbangan dan pilihan terlebih dahulu. Keadaan tersebut pada seseorang boleh jadi merupakan tabiat atau bawaan dan boleh jadi juga merupakan kebiasaan melalui latihan dan perjuangan.”
d.     Syekh Makarim Asy-Syirazi

الاْخلاق مجموعات الكمالات المعنوية والسجايا الباطنية للانسان.                                                          
Artinya :
“akhlak adalah sekumpulan keutamaan maknawi dan tabiat batini manusia.”
e.      Al-Faidh Al-Kasyani(w. 1091 H)

 الخلق هو عبارة عن هيئة قائمة فى النفس تصدر منها الاْفعال بسهولة من دون الحاجة الى تدبر و تفكر.     

Artinya :
“akhlak adalah ungkapan untuk menunjukkan kondisi yag mandiri dalam jiwa yang darinya muncul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa digahului perenungan dan pemikiran.”
Dari semua pengertian diatas member gambaran bahwa tingkah laku merupakan bentuk kepribadian seseorang tanpa dibuat-buat atau tanpa dorongan dari luar.
Jika baik menurut agama dan pandangan akal tindakan spontan ini disebut akhlak baik (akhlakul karimah/akhlakul mahmudah)sebaliknya jika akhlak tersebut buruk tindakan spotan ini disebut akhlak tercela (akhlakul madzmudah).
2.     Etika
Selain akhlak, istilah etikajuga lazim dpergunakan. Perkataan ini berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti adat kebiasaan. Ia membicarakan kebiasaan(perbuatan) tetapi bukan menuruti tata-adat, melainkan tata-adab, yaitu berdasarkan intisari atau sifat dasar manusia baik atau buruk.
Etika sebagai cabng ilmu pengetahuan,tidak berdiri sendiri. Ia berhubungan dengan seluruh ilmu pengetahuan tentang manusia.
Para ahli memberikan pengertian berbeda-beda tentang etika antara lain :
a.     Etika adalah ilmu tentang tingkah laku manusia prinsip-prinsip yang disistemasikan tentang tingkah moral yang benar (Webster’s wict)
b.     Bagian filsafat yang memperkembangkan teori tentang tindakan: hujah-hujahnya dan tujuan diarah,diarahkan pada makna tindakan (Ensiklopedia Winkler Prins)
c.      Ilmu tentang filsafat moral,tindakan mengenai fakta , tetapi tentang nilai-nilai, tidak mengenai sifat tindakan manusia, tetapi tentang idenya. Oleh karena itu, bukan ilmu yang positif tapi ilmu yang formatif  (New American Dict)
d.     Ilmu tentang moral atau prinsip kaidah-kaidah moral tentang tindakan dan kelakuan (A.S Hornby Dict)
e.      Menurut Ahmad Amin : “Etika adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan arti baik danburuk,menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dicapaioleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat mnusia.”
f.       Menurut Soergawa Poerakawatja :”Etika adalah filsafat nilai pengetahuan tentang nilai-nilai,ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan didalam hidup manusia yang semuanya,terutama mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya bentuk perbuatan.”
Berdasarkan uraian diatas,pengertian etika menurut filsafat adalah ilmuyang menyelidiki perbuatan baikdan perbuatan buruk memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh dapat diketahui oleh akal pikiran.

3.     Moral
Selain dikenal dengan istilah etika,dikenal juga dengan moral. Perkataan moral berasal mores, kata jama’ dari mos berarti adat kebiasaan. Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai susila. Moral artinya sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia,yang baik dan wajar sesuai dengan ukuran tindakan yang oleh umum diterima,meliputi kesatuan sosial atau lingkungan tertentu.
Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia  merumuskan moral dengan ajaran tentang baik dan buruknya perbuatan dan kelakuan (akhlak,kewajiban,dsb). Sementara itu Bergen dan Cornalia Evans menyebutkan bahwa moral merupakan sebuah kata sifat yang artinya berkenaan dengan perbuatan baik atau perbedaan antar baik dan buruk.
Menurut E. Sumaryono,moalitas adalah kualitas yang terkandung dalam perbuatan manusia yang dengannya kita dapat menilai perbuatan itu. Moralitas dapat bersifat objektif dan subjektif. Moralitas objektif adalah moralitas yang diterapkan pada perbuatan sebagai perbuatan,terlepas dari modifikasi kehendak pelakunya. Adapun moralitas subjektif adalah moralitas yang memandang suatu perbuatan ditinjau dari dari kondisi pengetahuan dan pusat perhatian pelakunya,latar belakang,stabilitas emosional,serta perilaku personal lainnya
4.     Susila
Di dalam bahasa Indonesia untuk membahas buruk-baik tingkah laku manusia juga sering digunakan istilah kesusilaan.
Kesusilaan berasal dari kata susila yang mendapat awalan ke
-dan akhiran -an. Susila berasal dari bahasa sansekerta, yaitu “su” dan “sila”.Su berarti baik, bagus dan sila berarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau norma.
Pada dasarnya kesusilaan lebih mengacu kepada upaya membimbing, mengarahkan, memandu, membiasakan dan memasyarakatkan hidup yang sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat juga menggambarkan orang yang selalu menerapkan nilai-nilai yang dipandang baik. Ini sama halnya dengan moral.
Norma ini didasarkan pada hati nurani atau akhlak manusia. Kesusilaan adalah norma yang hidup dalam masyarakat yang dianggap sebagai peraturan dan dijadikan pedoman dalam bertingkah laku. Norma kesusilaan dipatuhi oleh seseorang agar terbentuk akhlak pribadi yang mulia. Pelanggaran atas norma moral ada sanksinya yang bersumber dari dalam diri pribadi. Jika ia melanggar, ia merasa menyesal dan merasa bersalah.
Norma kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh seluruh umat manusia
B.   Persamaan Akhlak,Etika,Moral,dan Susila
Ada beberapa persamaan antara akhlak,etika,moral dan susila yakni :
1.     Pertama, akhlak etika moral dan susila mengacu pada ajaran atau gambaran tentang perbuatan,tingkah laku,sifat dan peragai yang baik.
2.     Kedua,akhlak etika moral dan susila merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk mengukur martabat dan harkat kemanusiaannya. Semakin tinggi kualitas akhlak etika moral dan susila seseorang maka semakin tinggi pula kualitas kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas akhlak etika moral dan susila seseorang maka semakin rendah kualitas kemanusiaannya.
3.     Ketiga,akhlak etika moral dan susila seseorang tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap,statis,d an konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi positif tersebut diperlukan pendidikan,pembiasaan,dan keteladanan,serta dukungan lingkungan,mulai lingkungan keluarga,sekolah,dan masyarakat secara terus menerus dengan tingkat konsistensi yang tinggi
C.   Perbedaan Akhlak,Etika,Moral,dan Susila
   Akhlak merupakan istilah yang bersumber dari Al-Qur’an dan AS-Sunnah.Nilai-nilai yang menentukan baik dan buruk,layak atau tidak layak suatu perbuatan,kelakuan,sifat,danperangai dalam akhlak bersifar universal dan bersumber dari ajaran Allah SWT.Sementara itu ,etika merupakan filsafat nilai,pengetahuan tentang nilai-nilai,dan kesusilaan tentang baik dan buruk.Jadi,etika bersumber dari pemikiran yang mendalam dan renungan filosofis,yang pada intinya bersumber dari akal sehat dan hati nurani.etika bersifat temporer,sangat bergantung pada aliran filosofis yang menjadi pilihan orang-orang yang menganutnya. Susila dan moral merupakan sebuah norma yang hidup sesuai dengan kehidupan masyarakat yang hidup didalamnya.

 III.            Penutup
A.   Kesimpulan
Akhlak,etika,moral,dan susila sama-sama merupakan instrumen yang ada untuk memberikan gambaran perangai atau tabiat baik yang diinginkan setiap manusia,untuk mengukur kualitas kemanusiaan yang dimiliki oleh seseorang,dan untuk pengembangan dan aktualisasi potensi positif yang ada
Yang membedakannya hanya hal-hal yang melandasinya seperti akhlak yang dilandasi oleh al-Qur’an dan As-sunnah, dan sifatnya mutlak,etika yang melandasinya ialah pemikiran serta renungan yang mendalam dan filosofis dan bersifat temporer karena bergantung pada aliran filosofis,dan begitu pula susila dan moral yang yang hidup sesuai norma yang berada pada masyarakat tersebut.
Baik perbedaan atau persamaan yang ada sama-sama merupakan sebagai tolak ukur bagaimana manusia atau seseorang berbuat di dalam lingkungan masyarakat tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar