Rabu, 08 Januari 2014

Makalah Akhlak Terhadap Tuhan, Sesama Manusia, dan Terhadap Lingkungan


Akhlak Terhadap Tuhan, Sesama Manusia, dan Terhadap Lingkungan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ahlak Tasawuf”
Yang di bimbing oleh, Nurrudin.


Present







Di Susun Oleh:
Kelompok 8

1.      Himatul Ulfiah                        : (083131012)
2.      Siti Mardiyah                          : (083131013)
3.      Moch. Anas Farikhul Kh        : (083131040)
4.      Moch. Hasyim                         : (083131016)
5.      Moch. Ali Annuri                    : (083131037)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
JURUSAN SYARIAH
JURUSAN SYARIAH – PRODI AL-AHWAL SYAHSIYAH (AS)

SEPTEMBER 2013



Pendahuluan
1.   Latar belakang
Pokok utama kerosulan Nabi Muhammad Saw. Adalah menyempurnakan akhlak yang mulia. Mencakup semua bentuk sikap dan pembuatan yang terpuji dikalangan orang-orang(masyarakat)yang bertaqwa. Disamping terpuji berdasarkan norma-norma yang ditetapkan Allah swt.
Akhlak mulia merupakan akhlak yang berlaku dan berlangsung diatas jalur al-qur’an dan pembuatan Nabi Muhammad Saw. Dan Allah swt  menetapkan akhlak mulia bagi Nabi Muhammad Saw. Dalam sikap dan perbuatan. Seperti didalam Al-qur’an surat Al-Qalam ayat 4.”dan sesungguhnya engkau muhammad mempunyai akhlak yang mulia”. Ayat lain yang dapat dijadikan pedoman yang baik bagi setiap muslim yang beriman adalah surat Al-Ahzab ayat 21. Dengan demikian setiap muslim diwajibkan untuk memelihara norma-norma (agama) dimasyarakat terutama didalam pergaulan sehari-hari baik keluarga rumah tangga, kerabat,tetangga dan lingkungan kemasyarakatan.
Berdasarkan latar belakang tersebut makalah ini akan membahas tentang akhlak kepada Allah,manusia,dan lingkungan.







2.  Pembahasan
A.    Akhlak Baik Terhadap Tuhan.
 Yang Meliputi Antara Lain;
                                I.            Bertaubat (Al-taubah); ialah suatu sikap yang menyesali perbuatan buruk yang pernah di lakukan dan berusaha menjauhinya, beserta melakukan perbuatan baik
                              II.            Bersabar (Al-sabru); ialah suatu sikap yang betah atau dapat menahan diri pada kesulitan yang dihadapinya. Maka sabar yang dimaksud adalah sikap yang diawali dengan ikhtiar,lalu diakhiri dengan sikap menerima dan ikhlas bila seorang dilanda cobaan dari Allah SWT.
                            III.            Bersyukur (As-shukru); ialah suatu sikap yang selalu ingin memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
                            IV.            Bertawakkal (Al-tawakkalu); ialah menyerahkan segala urusan kepada allah setelah berbuatse maksimal mungkin,untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkannya.
                              V.            Ikhlas (Al-ikhlas); ialah menjauhkan diri dari riya’ (menunjuk-nunjukkan kepada orang lain) ketika mengerjakan amal baik. Maka amalan seseorang dapat dikatakan jernih,bila dikatakan dengan ikhlas.
                            VI.            Raja’ (Al-raja’); ialah sikap jiwa yang sedang menunggu (mengharapkan) sesuatu oleh allah swt setelah melakukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya sesuatu yang diharapkannya. Oleh karena itu bila tidak mengerjakan penyebabnya, lalu menunggu sesuatu yang diharapkan, maka hal itu disebut”tamani”atau hayalan.
                          VII.            Bersikap takut (Al-khauf); ialah suatu sikap yang sedang menunggu sesuatu yang tidak di senangi dari ALLAH SWT.



B.     Akhlak Buruk Terhadap Tuhan.
Yang meliputi antara lain:
                                I.            Takabbur (Al-kibru); suatu sikap yang menyombongkan diri, sehingga tidak mau mengakui kekuasaan Allah d alam ini, termasuk mengingkari nikmat Allah yang berada pada dirinya.
                              II.            dengan menganggap bahwa ada suatu makhluk yang menyamai kekeuasaan –Nya.
                            III.            Murtad (Ar-riddah); ialah sikap yang meninggalkan atau keluar dari agama islam, untukmenjadi Musyrik (Al-Isyrak); ialah suatu sikap yang memper sekutukan Allah dan makhluknya,
                            IV.            kafir.
                              V.            Munafiq(An-Nifaq);ialah suatu sika yang menampilkan dirinya bertentangan dengan kemauan hatinya
                            VI.            Riya’ (Ar-Riya’); ialah suatu sikap yang selalu menunjuk-nunjukkan perbuatan baiknya yang  di lakukannya. Semata-mata bukan karna Allah melainkan hanya ingin di puji oleh semua orang.
                          VII.            Boros atau berfoya-foya (Al-Israf); ialah perbuatan yang melampaui batas-batas ketentuan agama.
                        VIII.            Rakus atau Tamak (Al-hirsu atau Al-Tama’u); ilah suatu sikap yang tidak pernah merasa cukup, sehingga selalu ingin menambah apa yang seharusnya ia miliki tampa memperhatikan hak-hak orang lain.

C.     Akhlak  Baik Terhadap Manusia.
Yang meliputi antar lain:
                                I.            belaskasih atau sayang(al­­-shafaqah); ialah sikap jiwa selalu ingin berbuat baik dan menyantuni orang lain.
                              II.            rasa persaudaraan(al-ikha); ialah sikap jiwa yang selalu ingin berhubungan baik dan bersatu dengan orang lian, karena ada keteriakan batin dengannya.
                            III.            Memberi nasehat (An- Nasihah); ialah suatu upaya untuk memberi patunjuk-petunjuk yang baik kepada orang lain dengan menggunakan perkataan; baik ketika orang di nasehati telah melakukan hal-hal yang buruk,maupun belum.
                            IV.             memberi pertolongan (an-nashru); ialah suatu upaya untuk mebantu orang lain, agar tidak mengalami suatu kesulitan.
                              V.             menahan amarah (kazmu al- ghaizi); ialah upaya menahan emosi, agar tidak dikuasai oleh perasaan marah terhadap orang lain.
                            VI.            sopan-santun (al-hilmu); ialah sikap jiwa yang lemah-lembut terhadap orang lain, sehingga dalam perkataan dan pembuatannya selalu mengandung adap-kesopanan yang mulia.
                          VII.            suka memaafkan (al- `afwu); ialah sikap dan perilaku seseorang yang suka memaafkan kesalahan orang lain yang pernah di perbuat terhadapnya.

D.    Akhlaq Buruk Terhadap Sesama Manusia.
 Yang meliputi antara lain:
                                I.            Mudah Marah (Al- Ghodab); ialah kondisi emosi seseorang yang tidak dapat menahan kesabarannya, sehingga menonjolkan sikap dan perilaku yang tidak menyenangkan orang lain.
                              II.            Iri Hati Atau dengki ( al-hasadu atau al- hiqdu); ialah sikap kejiwaan seseorang yang selalu menginginkan agar kenikmatan  dan kebahagiaan hidup orang lain bisa hilang sama sekali.
                            III.            Mengadu-adu (an-namimah); ialah suatu perilaku yang suka memindahkan perkataan seseorang kepada orang lain,dengan maksud agar hubungan sosial keduanya rusak.
                            IV.            Mengupat (al-ghibah); ialah suatu perilaku yang suka membicarakan keburukan seseorang kepada orang lain.
                              V.            Bersikap congkap (al-ash’ar); ialah suatu sikap dan perilaku yang menampilkan kesombongan, baik dilihat dari tingkah lakunya, maupun perkataannya.
                            VI.            Sikap kikir (al-bukhlu); ialah suatu sikap yang tidak mau memberikan nilai materi dan jasa kepada orang lain.
                          VII.            Berbuat aniaya (al-zulmu); ialah suatu perbuatan yang merugikan orang lain, baik kerugian materiil maupun non materiil.

E.     Akhlak Kepada Anggota Masyarakat/Lingkungan.
Kewajiban muslim terhadap muslim yang lain, yang secara langsung apabila dilakukan adalah juga merupakan pendidikan bagi yang bersangkutan.
Pada umumnya orang yang berkedudukan yang lebuh rendah mempunyai kekurangan-kekurangan dan nasib ditentukan oleh orang yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi. Dan sembilan sarana yang telah kami sebutkan diatas dikaji agak mendalam sebagai berikut yang berkaitan dengan akhlak anggota masyarakat;
                                            I.            Tata Cara Berbahasa
Setiap muslim (umat islam) dan semua orang diperintahkan untuk selalu berbahasa dengan bahasa yang jelas dan yang baik, bahasa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara sesuai tingkat usia, masyarakat dan tingkat kedudukannya. Didalam islam ada peribahasa yang menyatakan bahwa “Bahasa Menunjukkan Taqwa”
                                          II.            Tata Cara Salam
 Salam adalah penganjuran bagi orang yang hidup dimsyarakat atau dirumah sendiri. Dan bila dilihat lebih jauh “salam” meningkatkan kepedulian sosial.
                                        III.            Tata Cara Makan Dan Minum
Cara memegang sesuatu (makan dan minum) yang baik adalah dengan tangan kanan. Dimulai membasuh sebelum makan, membaca “basmalah” dan diakhiri mengucapkan “alhamdulillah”.
                                        IV.            Tata Cara Majlis Pertemuan
Bagaimana adab kita dimajlis pertemuan? Jawabannya adalah pertama kali baru masuk harus memberi salam, kemudian baru dapat duduk yang telah disediakan, menyalami tamu yang mendahului duduk, jangan sekali-kali menggeser tempat duduk milik orang lain.
                                          V.            Tatacara Meminta Izin Masuk
Aturan islam bagi seseorang yang ingin masuk rumah orang lain, maka paling awal yang dilakukan adalah memberi salam.
                                        VI.            Tata Cara Memberi Ucapan Selamat
Tujuh rangkaian (munasabah) yang ada dalam islam ketika mengucapkan “Ucapan Selamat”. Ketujuh rangkaian tersebut antara lain;
v  Dalam rangka acara pernikahan
v  Dalam rangka kelahiran seorang bayi kepada ibunya
v  Kembalinya seorang musafir (yang berpergian)
v  Pulangnya seseorang dari jihat
v  Sekembalinya dari haji
v  Pada hari raya idul fitri dan idul adha
v  Ketika seseorang mendapat kenikmatan tertentu seperti kenaikan pangkat,mendapat hadiah apa saja yang membuat seseorang merasakan kebahagiaan.
                                      VII.            Tata Cara Berkelakar (Bercanda)
Didalam ajaran islam, berkelakar atau bercanda diperbolehkan. Namun hal itu bukan berrti bebas,, sesuka hati ,sehingga tak ingat norma sosial. Ada tiga syarat diperbolehkan bercanda yaitu;
v  Tidak boleh berlebih-lebihan sehingga menjadikan lupa kepada allah
v  Tidak boleh berkelakar sehingga menyakiti baik yang bersikap jasmani atau rohani. Seperti ucapan hina.
v  Tidak bersifat dusta atau penipuan dan kata-kata kotor.
                                    VIII.            Tata Cara Menjenguk Orang Sakit
Seseorang yang hidup dimasyarakat, mau mengunjungi orang sakit tetangganya (jamaah) adalah suatu tindakan terpuji. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan, dalam kunjungan orang sakit yaitu;
v  Segera mungkin setelah ada orang sakit
v  Mengucapkan dengan kata-kata yang meringankan beban batinnya orang yang sakit
v  Ajaran do’a peringan perih pada bagian tubuh
v  Mendo’akan secara khusus bagi si sakit ketika masuk
v  Mintalah ia mendo’akan kita
v  Bila sudah gawat ajari si sakit dengan kalimat tauhid dan bacaan surat yasin
                                        IX.            Tata Cara Ta’ziah
Ta’ziah dilakukan jama’ah (masyarakat) dalam rangka meringankan beban lahir batin bagi keluarga yang ditimpa musibah. Menurut ajaran islam, tata cara ta’ziah antara lain;
a.      Mengucapkan perkataan yang pernah diucapkan oleh Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya
b.      Memberi makan keluarga yang kena musibah
c.       Menunjukkan rasa belasungkawa
d.      Memberi nasehat yang baik
F.     Pengertian Akhlak diMasyarakat
Islam sejak semula mempunyai ibadah-ibadah tertentu yang wajib dilaksanakan oleh kaum muslimin (penganutnya). Karena hal tersebut telah sama diakui dan telah pula ditetapkan menjadi kewajiban mereka. Dan kaum muslimin tidak ada hubungan dengan pemeluk agama lain dalam masalah ibadah tersebut.
Namun demikian ajaran akhlak tidak dilihat dari segi ini. Umat islam diperintahkan saling kenal mengenal dan saling berhubungan satu sama yang lain dengan seluruh penghuni jagat raya ini dalam aspek kebaikan dan keutamaan yang tidak diragukan lagi.
Setiap muslim wajib melaksanakan berbuat jujur. Baik antara sesama muslim dengan muslim, maupun antara dengan non muslim demikian pula berbuat toleran . menepati janji, sportif, kerja sama, pemurah dan lain sebagainya.



3.   PENUTUP
Dari penjelasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa kita harus selalu berbuat baik tehadap allah swt,terhadap manusia,dan terhadap lingkungan. Demikian makalah yang dapat kami susun dan kami sangat menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan pengembangan sangat kami harapkan. Dan semoga ini dapat menambah pengetahuan kita dan bermanfat. Amin..


























4.   DAFTAR PUSTAKA        
Drs. H.A.Mustofa, Akhlak Tasawuf. Bandung: CV pustaka setia, 1999 M.
Al ghazali, muhammad. Akhlak seorang muslim. Semarang: CV wicaksana, 1985 M.
Drs. H. Mahjuddin, M.pd.I, akhlak tasawuf 1. Jakarta: kalam mulia, 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar