Fieldnote : ke-1
Partisipan : Hendra (Pengurus P.M. Nurul Islam 2 putra)
Hari : Selasa
Tanggal : 17-12-2013
Waktu : 14.15 – 15.30
Nama : Edi Purwanto
NORM A DAN PENGENDALIAN SOSIAL DI PONDOK M AHASISW A NURUL
ISLAM 2 PUTRA (NURIS 2 PUTRA)
Hari itu tidak begitu panas karena matahari tidak nampak, di tutupi
oleh awan mendung yang menyelimuti langit. Kami (Edi Purwanto, Abd.
Ghafar, M. Farikhul Anas, dan muhtaram arroisi) berkumpul di kampus
STAIN jember. Kemudian kami pergi menuju Nuris 2 Putra yang terletak
200 meter dari Kampus Stain Jember. Kami berjalan melewati jalan aspal
yang tidak terlalu lebar dengan langkah santai hingga kami kami sampai di
P.M. Nuris 2 putra.
“Assalamu’alaikum” ucap kami kepada salah satu santri yang
kemudian dijawab oleh santri tersebut; “waalaikum salam warahmatullahi
wabarakatuh”. Lalu kemudian, santri tersebut mempersilahkan kami
duduk di tempat duduk yang terbuat dari bambu di teras P.M. Nuris 2
putra. Kami melepas sandal kami terlebih dahulu karena di lantai teras itu
tertulis “Suci”, baru kemudian kami duduk di kursi tadi dan bersalaman
dengan santri itu. “Maaf dek, cari siapa?” kata santri itu dengan suara
lemah dan senyum. “Pengurusnya ada kak” tanya kami. Kemudian dia
memanggilkan pengurus untuk kami.
Saat dia memanggil pengurus, saya melihat-lihat keadaan pondok
tersebut. Terlihat rancangan atap pndok yang terbuat dari kayu yang sudah
hampir roboh. Tidak lama kemudian, pengurus pondok menghampiri kami
mengenakan sarung dan baju takwa serta kopyah dengan senyum dan
salam serta mengulurkan tangannya kepada kami untuk bersalaman satu
persatu. kemudian dia duduk bersama kami. Kami memperkenalkan nama
kami dan menjelaskan maksud kedatangan kami. “Kakak siapa namanya
dan sudah semester berapa sekarang?” tanya saya kepada dia (pengurus).
“Nama saya Hendra sekarang semester 5”. Setelah itu kami berbincang-bincang dengan Kak Hendra. “Berapa jumlah santri disini kak dan dari latar
belakng apa saja?” tanya saya. Dia pun menjelaskan bahwa jumlah santri
di pondok 40 santri, 32 santri lulusan atau pernah mondok, 7 santri
lulusan Madrasah Aliyah, dan 1 santri lulusan SMA Negeri yang tidak
pernah mondok sama sekali. Perbincangan kami sejenak terhenti dengan
suara “Permisi” kata seorang santri dengan senyum ketika lewat di depan
kami. Perbincangan kami berlangsung kembali dengan santai karena Kak
Hendra tidak menghendaki terlalu formal. Selain itu, kak hendra juga
menjelaskan kegiatan-kegiatan yang sudah berjalan di P.M. Nuris 2 Putra,
diantranya yaitu: Setiap malam Jumat, para santri melaksanakan tahlilan
atau istighosah bersama; Setiap malam senin para santri melaksanakan
sholawatan bersama; Satu bulan sekali tepatnya setiap malam Jumat legi
diadakan khataman Alquran yang diakhiri dengan makan bersama; Sholat
berjemaah lima waktu, namun yang di utamakan sholat berjemaah adalh
tiga waktu yaitu; Sholat Maghrib, Sholat Isyak, dan Sholat Subuh. Kegiatan
sholat berjemaah ini tidak wajib diikuti bagi santri yang ada jam malam.
Mengenai peraturan juga di jelasakan bahwa Peraturan-peraturan yang
yang ada P.M. Nurul Islam 2 putra sebelum diberlakukan disampaikan
terlebih dahulu melalui sosialisasi tanpa adanya unsur paksaan dan
ancaman. Adapun peraturan-peraturan yang berlaku yaitu : Para santri
dilarang membawa perempuan ke area pondok kecuali ada hubungan
keluarga misalnya, nenek,ibu, dan sebagainya; Setiap malam, mulai pukul
00.00 sampai 05.30 diadakan ronda malam yang digilir perkamar sesuai
dengan jadwal yang telah di buat oleh pengurus; Setiap pagi para santri
bersih-bersih perkamar sesuai jadwal yang telah dibuat oleh pengurus
pondok.
“Terus bagaimana kak uapaya suapaya santri-santri disini tidak
melakukan tindakan penyimpangan sosial?” tanya Anas. Kak hendra pun
menjawab “Agar tidak terjadi penyimpagn sosial, maka kami senantiasa
melaksanakan sosialisasi yang salah satu bentuk nyatanya adalah
pengajian oleh Ustad Ihsan sebagi penanggung jawab Pondok Nuris 2 Putra
yang dilaksanakan dua kali dalam seminggu. Dalam pengajian ini bukan
hanya diajari tentang ibadah, akan tetapi juga diajari tentang adab dan tata
cara bersosial karena ajaran Islam mengajarkan kehidupan yang seimbang
antara kehidupan dunia dan akhirat”. “Kalau misalnya ada yang sudah
terlanjur ada santri yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang
sudah berlaku di pondok ini?” lanjut tanya Ghofar. “Sejauh ini belum ada
santri yang melakukan pelanggarn yang berat-berat seperti membawa
wanita ke arena pondok. Namun yang terjadi hanya pelanggaran-pelanggaran ringan, untuk menyikapi hal itu kami berbeda dengan pondok-pondok salaf lainnya yang memberlakukan hukuman dipukul, dijemur, dan
digundul. Disini kami hanya menegur santri yang melanggar peraturan.”.
Setelah dirasa cukup berbincang-bincang dengan Kak Hendra kami pun
berpamitan dan beranjak meninggalkan Pondok Nuris 2 putra. Kami tidak
langsung pulang kerumah masing-masing, melainkan kami menuju
Kampus STAIN Jember. Sesampainya di kampus STAIN Jember, kami
berdiskusi dan sepakat bahwa hari Jumat pagi akan kembali ke P.M. Nuris
2 Putra untuk melanjutkan observasi lanjutan.
@W ritten by Edi Purwanto
Foto-foto saat observasi hari pertama
Partisipan : Hendra (Pengurus P.M. Nurul Islam 2 putra)
Hari : Selasa
Tanggal : 17-12-2013
Waktu : 14.15 – 15.30
Nama : Edi Purwanto
NORM A DAN PENGENDALIAN SOSIAL DI PONDOK M AHASISW A NURUL
ISLAM 2 PUTRA (NURIS 2 PUTRA)
Hari itu tidak begitu panas karena matahari tidak nampak, di tutupi
oleh awan mendung yang menyelimuti langit. Kami (Edi Purwanto, Abd.
Ghafar, M. Farikhul Anas, dan muhtaram arroisi) berkumpul di kampus
STAIN jember. Kemudian kami pergi menuju Nuris 2 Putra yang terletak
200 meter dari Kampus Stain Jember. Kami berjalan melewati jalan aspal
yang tidak terlalu lebar dengan langkah santai hingga kami kami sampai di
P.M. Nuris 2 putra.
“Assalamu’alaikum” ucap kami kepada salah satu santri yang
kemudian dijawab oleh santri tersebut; “waalaikum salam warahmatullahi
wabarakatuh”. Lalu kemudian, santri tersebut mempersilahkan kami
duduk di tempat duduk yang terbuat dari bambu di teras P.M. Nuris 2
putra. Kami melepas sandal kami terlebih dahulu karena di lantai teras itu
tertulis “Suci”, baru kemudian kami duduk di kursi tadi dan bersalaman
dengan santri itu. “Maaf dek, cari siapa?” kata santri itu dengan suara
lemah dan senyum. “Pengurusnya ada kak” tanya kami. Kemudian dia
memanggilkan pengurus untuk kami.
Saat dia memanggil pengurus, saya melihat-lihat keadaan pondok
tersebut. Terlihat rancangan atap pndok yang terbuat dari kayu yang sudah
hampir roboh. Tidak lama kemudian, pengurus pondok menghampiri kami
mengenakan sarung dan baju takwa serta kopyah dengan senyum dan
salam serta mengulurkan tangannya kepada kami untuk bersalaman satu
persatu. kemudian dia duduk bersama kami. Kami memperkenalkan nama
kami dan menjelaskan maksud kedatangan kami. “Kakak siapa namanya
dan sudah semester berapa sekarang?” tanya saya kepada dia (pengurus).
“Nama saya Hendra sekarang semester 5”. Setelah itu kami berbincang-bincang dengan Kak Hendra. “Berapa jumlah santri disini kak dan dari latar
belakng apa saja?” tanya saya. Dia pun menjelaskan bahwa jumlah santri
di pondok 40 santri, 32 santri lulusan atau pernah mondok, 7 santri
lulusan Madrasah Aliyah, dan 1 santri lulusan SMA Negeri yang tidak
pernah mondok sama sekali. Perbincangan kami sejenak terhenti dengan
suara “Permisi” kata seorang santri dengan senyum ketika lewat di depan
kami. Perbincangan kami berlangsung kembali dengan santai karena Kak
Hendra tidak menghendaki terlalu formal. Selain itu, kak hendra juga
menjelaskan kegiatan-kegiatan yang sudah berjalan di P.M. Nuris 2 Putra,
diantranya yaitu: Setiap malam Jumat, para santri melaksanakan tahlilan
atau istighosah bersama; Setiap malam senin para santri melaksanakan
sholawatan bersama; Satu bulan sekali tepatnya setiap malam Jumat legi
diadakan khataman Alquran yang diakhiri dengan makan bersama; Sholat
berjemaah lima waktu, namun yang di utamakan sholat berjemaah adalh
tiga waktu yaitu; Sholat Maghrib, Sholat Isyak, dan Sholat Subuh. Kegiatan
sholat berjemaah ini tidak wajib diikuti bagi santri yang ada jam malam.
Mengenai peraturan juga di jelasakan bahwa Peraturan-peraturan yang
yang ada P.M. Nurul Islam 2 putra sebelum diberlakukan disampaikan
terlebih dahulu melalui sosialisasi tanpa adanya unsur paksaan dan
ancaman. Adapun peraturan-peraturan yang berlaku yaitu : Para santri
dilarang membawa perempuan ke area pondok kecuali ada hubungan
keluarga misalnya, nenek,ibu, dan sebagainya; Setiap malam, mulai pukul
00.00 sampai 05.30 diadakan ronda malam yang digilir perkamar sesuai
dengan jadwal yang telah di buat oleh pengurus; Setiap pagi para santri
bersih-bersih perkamar sesuai jadwal yang telah dibuat oleh pengurus
pondok.
“Terus bagaimana kak uapaya suapaya santri-santri disini tidak
melakukan tindakan penyimpangan sosial?” tanya Anas. Kak hendra pun
menjawab “Agar tidak terjadi penyimpagn sosial, maka kami senantiasa
melaksanakan sosialisasi yang salah satu bentuk nyatanya adalah
pengajian oleh Ustad Ihsan sebagi penanggung jawab Pondok Nuris 2 Putra
yang dilaksanakan dua kali dalam seminggu. Dalam pengajian ini bukan
hanya diajari tentang ibadah, akan tetapi juga diajari tentang adab dan tata
cara bersosial karena ajaran Islam mengajarkan kehidupan yang seimbang
antara kehidupan dunia dan akhirat”. “Kalau misalnya ada yang sudah
terlanjur ada santri yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang
sudah berlaku di pondok ini?” lanjut tanya Ghofar. “Sejauh ini belum ada
santri yang melakukan pelanggarn yang berat-berat seperti membawa
wanita ke arena pondok. Namun yang terjadi hanya pelanggaran-pelanggaran ringan, untuk menyikapi hal itu kami berbeda dengan pondok-pondok salaf lainnya yang memberlakukan hukuman dipukul, dijemur, dan
digundul. Disini kami hanya menegur santri yang melanggar peraturan.”.
Setelah dirasa cukup berbincang-bincang dengan Kak Hendra kami pun
berpamitan dan beranjak meninggalkan Pondok Nuris 2 putra. Kami tidak
langsung pulang kerumah masing-masing, melainkan kami menuju
Kampus STAIN Jember. Sesampainya di kampus STAIN Jember, kami
berdiskusi dan sepakat bahwa hari Jumat pagi akan kembali ke P.M. Nuris
2 Putra untuk melanjutkan observasi lanjutan.
@W ritten by Edi Purwanto
Foto-foto saat observasi hari pertama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar