Sabtu, 04 Januari 2014

Contoh Fieldnote Ke 1

Fieldnote  : ke-1
Partisipan  : Hendra (Pengurus P.M. Nurul Islam 2 putra)
Hari    : Selasa
Tanggal  : 17-12-2013
Waktu  : 14.15 – 15.30
Nama   : Edi Purwanto

NORM A DAN PENGENDALIAN SOSIAL DI PONDOK M AHASISW A NURUL
ISLAM  2 PUTRA (NURIS 2 PUTRA)

Hari  itu  tidak  begitu panas  karena  matahari  tidak  nampak, di  tutupi
oleh awan  mendung  yang  menyelimuti  langit.  Kami  (Edi  Purwanto,  Abd.
Ghafar,  M.  Farikhul  Anas,  dan  muhtaram  arroisi)  berkumpul  di  kampus
STAIN  jember.  Kemudian  kami  pergi  menuju  Nuris  2 Putra  yang  terletak
200  meter  dari  Kampus  Stain  Jember.  Kami  berjalan melewati jalan aspal
yang tidak terlalu lebar dengan langkah santai hingga kami kami sampai di
P.M. Nuris 2 putra.
“Assalamu’alaikum”  ucap  kami  kepada salah  satu  santri    yang
kemudian dijawab oleh santri tersebut; “waalaikum salam warahmatullahi
wabarakatuh”.  Lalu  kemudian,  santri  tersebut  mempersilahkan  kami
duduk  di tempat  duduk  yang  terbuat  dari  bambu di  teras  P.M.  Nuris  2
putra. Kami melepas sandal kami terlebih dahulu karena di lantai teras itu
tertulis “Suci”,  baru  kemudian kami duduk  di  kursi  tadi  dan  bersalaman
dengan  santri  itu. “Maaf dek, cari siapa?” kata  santri  itu  dengan  suara
lemah  dan  senyum. “Pengurusnya ada kak” tanya  kami.  Kemudian  dia
memanggilkan pengurus untuk kami. 
Saat  dia  memanggil  pengurus,  saya  melihat-lihat  keadaan  pondok
tersebut. Terlihat rancangan atap pndok yang terbuat dari kayu yang sudah
hampir roboh. Tidak lama kemudian, pengurus pondok menghampiri kami
mengenakan  sarung  dan  baju  takwa  serta  kopyah dengan  senyum  dan
salam  serta  mengulurkan  tangannya  kepada  kami  untuk bersalaman satu
persatu. kemudian dia duduk bersama kami. Kami memperkenalkan nama
kami  dan menjelaskan maksud kedatangan kami. “Kakak siapa namanya
dan  sudah  semester  berapa sekarang?” tanya saya kepada dia (pengurus).
“Nama saya Hendra sekarang semester 5”.  Setelah  itu  kami  berbincang-bincang dengan Kak Hendra. “Berapa jumlah santri disini kak dan dari latar
belakng apa saja?” tanya saya. Dia pun menjelaskan bahwa jumlah santri
di  pondok  40 santri,  32  santri  lulusan  atau  pernah  mondok,  7  santri
lulusan  Madrasah  Aliyah,  dan  1  santri  lulusan  SMA  Negeri yang tidak
pernah  mondok  sama  sekali. Perbincangan  kami  sejenak  terhenti  dengan
suara “Permisi” kata  seorang santri dengan senyum ketika  lewat di depan
kami.  Perbincangan kami berlangsung  kembali dengan santai karena Kak
Hendra  tidak  menghendaki  terlalu  formal.  Selain  itu,  kak  hendra  juga
menjelaskan  kegiatan-kegiatan  yang sudah berjalan di P.M. Nuris 2 Putra,
diantranya  yaitu: Setiap  malam  Jumat,  para  santri  melaksanakan tahlilan
atau  istighosah  bersama;  Setiap  malam  senin  para  santri  melaksanakan
sholawatan  bersama;  Satu  bulan  sekali  tepatnya  setiap  malam  Jumat  legi
diadakan  khataman  Alquran yang diakhiri dengan makan bersama; Sholat
berjemaah  lima  waktu,  namun  yang  di  utamakan  sholat  berjemaah  adalh
tiga waktu yaitu; Sholat Maghrib, Sholat Isyak, dan Sholat Subuh. Kegiatan
sholat berjemaah ini tidak wajib diikuti bagi santri yang ada jam malam. 
Mengenai peraturan juga di jelasakan bahwa Peraturan-peraturan yang
yang  ada  P.M.  Nurul  Islam  2  putra    sebelum  diberlakukan  disampaikan
terlebih  dahulu  melalui  sosialisasi  tanpa  adanya  unsur  paksaan  dan
ancaman.  Adapun  peraturan-peraturan  yang  berlaku  yaitu  : Para  santri
dilarang  membawa  perempuan  ke  area  pondok  kecuali  ada  hubungan
keluarga misalnya, nenek,ibu, dan sebagainya; Setiap malam, mulai pukul
00.00  sampai  05.30  diadakan  ronda  malam  yang  digilir  perkamar  sesuai
dengan  jadwal  yang  telah  di  buat  oleh  pengurus;  Setiap  pagi  para  santri
bersih-bersih  perkamar  sesuai  jadwal  yang  telah  dibuat  oleh  pengurus
pondok.
 “Terus  bagaimana  kak  uapaya suapaya  santri-santri  disini  tidak
melakukan  tindakan  penyimpangan  sosial?” tanya Anas. Kak hendra pun
menjawab “Agar  tidak terjadi penyimpagn sosial, maka kami senantiasa
melaksanakan  sosialisasi  yang  salah  satu  bentuk  nyatanya  adalah
pengajian oleh Ustad Ihsan sebagi penanggung jawab Pondok Nuris 2 Putra
yang  dilaksanakan  dua kali dalam seminggu. Dalam pengajian ini bukan
hanya diajari tentang ibadah, akan tetapi juga diajari tentang adab dan tata 
cara bersosial karena ajaran Islam mengajarkan kehidupan yang seimbang
antara kehidupan dunia dan akhirat”. “Kalau misalnya ada yang sudah
terlanjur ada santri yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang
sudah berlaku di pondok ini?” lanjut  tanya  Ghofar. “Sejauh ini belum ada
santri  yang  melakukan  pelanggarn  yang  berat-berat  seperti  membawa
wanita  ke  arena  pondok.  Namun  yang  terjadi  hanya  pelanggaran-pelanggaran ringan, untuk menyikapi hal itu kami berbeda dengan pondok-pondok salaf lainnya yang memberlakukan hukuman dipukul, dijemur, dan
digundul. Disini kami hanya menegur santri yang melanggar peraturan.”.
Setelah dirasa cukup berbincang-bincang dengan Kak Hendra kami pun
berpamitan dan beranjak meninggalkan  Pondok Nuris 2 putra. Kami tidak
langsung  pulang  kerumah  masing-masing,  melainkan  kami  menuju
Kampus  STAIN  Jember.  Sesampainya  di  kampus  STAIN  Jember,  kami
berdiskusi dan sepakat bahwa hari Jumat pagi akan kembali ke P.M. Nuris
2 Putra untuk melanjutkan observasi lanjutan.
@W ritten by Edi Purwanto 
Foto-foto saat observasi hari pertama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar