الحمد ل الله رب العالمين. الصلاة والسلام على اشرف الانبيئ والمرسلين
سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين. قال الله تعال في القران كريم ان الصلاة تنهى
عن الفحشاء والمنكر. الية
Alhamdulillahirrabil alamin, puji syukur marilah kita
panjatkan ke hadirat Allah S.W.T. karena berkat rahmat-Nya kita masih di beri
nikmat sehat sehingga saya dan teman kelompok yang lain masih sempat membuat
video ini.
Seperti yang kita tau bahwa sanya sholat adalah sebuah
kewajiban yang tidak boleh di tinggalkan dalam keadaan apapun, karena sholat di
sini merupakan salah satu rukun islam yang ke dua.
Allah swt
ber firman dalam surah An-nuur ayat 56
Dan dirikanlah sembahyang,
tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat. (QS.
An-Nuur : 56)
juga
firman allah pada surat Al 'Ankabuut ayat29 yang telah saya sampaikan di
mukaddimah tadi
Seseungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan
keji dan munkar. (QS. Al 'Ankabuut : 29)
Serta di
perjelas juga oleh baginda rasul dalam haditsnya yang berbunyi :
الصلاة عماد الدين
Sholat adalah tiang agama
Dari dalili-dalil tersebut sangat jelas bahwa sholat itu bukan
hanya sekedar kewajiban bagi kita melainkan juga sebagai kebutuhan kita. Namun
ada kalanya kita mempunyai ke sulitan dalam melaksanakan sholat akibat dari
aktifitas kita yaitu contohnya ketika kita sedang dalam perjalanan.
Dalam hal tersebut
Allah memeberikan Rukhshah Atau kemudahan pada kita yang berupa di bolehkannya
Sholat jama’ dan Sholat Qoshar yang tentunya harus memenuhi syarat tertentu
terlebih dahulu.
SHOLAT QASHAR
Untuk lebih jelasnya marilah kita bahas satu per satu. Pertama
kita akan membahas Sholat Qashar. Qoshar secara bahasa artinya pendek atau
memendekkan. Sedangkan menurut istilah Qoshar adalah memendekkan sholat yang
empat rakaat menjadi dua rakaat sebagai rukshah dari Allah terhadap musafir
atau orang sedang melakukan perjalanan dengan niat yang baik. Sholat Qashar
bisa di sebut SHOLATIS SHAFAR artinya
sholat khusus musafir.
Allah S.W.T. berfirman dalam surah An-nisa’ ayat 101 :
Dan apabila kamu bepergian di
muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qasharsembahyang(mu).(QS.
An-nisa’ : 101)
Tidak semua musafir boleh menqoshar
shalatnya. Musafir yang boleh menqashar sholatnya apabila musafir tersebut
telah mencukupi syarat-syartnya yaitu[1]
:
1.
Jarak perjalanann
sekurang-kurangnya dua hari perjalanan kaki atau dua marhalah ( yaitu sama
dengan 16 farsah = 138 km). Ada banyak pendapat tengtang 2 marhalah tersebut.
Menururut Abd. Rahman Al-jazairi dalam bukunya Kitabul Fiqih ‘Alal Madzahibil Arba’ah, dinyatakan 16
farsah =81 Km. Ada yang berpendapat bahwa 2 marhalah = 91 Km. Serta ada juga
yang mengatakan 2 marhala = 89 Km. Keringanan sholat qashar bukan hanya di
berikan kepada musafir dengan berjalan kaki. Akan tetapi, juga boleh untuk
musafir yang menggunakan kendaraan darat seperti mobil, bus, kereta api, dan
sepeda motor. Juga kendaraan laut seprti perahu atau kapal laut, dan juga boleh
untuk kendaraan udara seperti kapal terbang.
2.
Bepergian bukan untuk yang
dilaknat atau dilarang untuk Allah. Misalnya bepergian untuk maksiat, mencuri,
membunuh dan lain sebagainya. Jika perjalanan bertujuan untuk hal-hal yang di
larang oleh Allah, maka tidak diperbolehkan mengqoshar sholatnya. Bepergian
yang boleh menqashar sholatnya ialah contohnya pergi untuk menuntut ilmu atau
pergi untuk silaturrahim dan lain sebagainya yang tidak di larang oleh agama.
3.
Sholat yang boleh di Qoshar
hanya yang empat rakaat saja bukan Qadha’ yaitu: Sholat Duhur, Sholat Ashar,
dan Sholat Isya’. Adapun Sholat Maghrib dan Sholat subuh tidak boleh di Qashar.
Sholat subuh dan maghrib harus tetap dilaksanakan sesuair6 rakaat aslinya walau
bagaimanapun keadaannya.
4.
Niat mengqashar pada waktu
takbiratul ihram.
Adapun lafadz niatnya adalah.
Contoh niat Sholat Dhuhur yang di Qoshar
5.
Tidak makmum kepada orang
yang bukan musafir
6.
Masih dalam perjalanan. Jika
bukan musafir atau orang yang telah bermukim maka tidak boleh mengqashar
sholatnya.
7.
Waktu yang boleh sholat
qoshar ialah sejak keluar dari rumah sampai dia kembali ke rumahnya.
8.
Berniat tinggal tidak
lebih dari tiga hari tiga malam. Jika lebih dari tiga hari tiga malam maka dia
tidak namakan musafir. Akan tetapi, orang tersebut dikatakan orang bermukim.
Cara melaksanakan Sholat
Qashar sama halnya dengan melaksanakan
sholat fardu. Hanya saja berdeda dalam niat dan bilangan rakaatnya. Agar lebih
bisa di pahami, amatilah video musafir
yang sedang Melaksanakan sholat duhur yang di Qashar ini secara seksama.
Video Praktek Sholat Dhuhur yang di Qashar
Video tadi dalah contoh praktek sholat Duhur yang di Qashar. Untuk sholat Qashar Ashar dan isya’
sama saja dengan video yang telah kita tonton tadi. Perbedaannya hanya terletak
pada niatnya saja.
Waktu
melakukan sholat qashar ialah semenjak kita pergi dari rumah dan sampai kita
kembali lagi
Hikmah atau manfaat Sholat Qashar
yaitu:
1.
Meringankan dan memudahkan
sholat
2.
Tanda kasih sayang Allah
kepada umatnya.
3.
Supaya Sholat fardu di
kerjakan dalam keadaaan apapun.
4.
Menggalakkkan umat islam
untuk bermusafir dengan niat yang sesuai dengan ajaran agama.
SHOLAT JAMA’
Jama’ secara bahasa berarti banyak /
kumpul / himpun / gabung. Sedangakan menurut istilah yang dimaksud Sholat Jama’
ialah menghimpun atau mengumpulkan dua sholat fardu untuk dilakukan pada satu
waktu, baik itu dikerjakan pada waktu sholat yang awal ataupun dikerjakan pada
waktu sholat yang akhir. Seperti mengerjakan Sholat Dhuhur dan Asahar pada waktu
duhur atau pada waktu Sholat Asahar,
maka sholat yang sepperti ini dinamakan Sholat Jama’.
Sabda Rasulullah S.A.W. yang artinya :
Dari Anas Bin Malik R.A.
beliau berkata Bahwa Nabi S.A.W., apabila baginda hendak berangkat sebelum
tergelincir matahari maka beliau menangguhkan Sholat Dhuhur hingga masuk waktu
Sholat Ashar. Kemudian beliau turun dan menjamakkan ke dua-duanya. Akan tetapi,
sekiranga telah tergelincir matahari sebelum baginda berangkat, maka bginada
melaksanakan Sholat Duhur baru kemudian berangakt.
Sholat yang boleh di jamak ialah
Sholat Dhuhur dengan Ashar dan Sholat Isya’ dengan Sholat Maghrib. Sedangkan
Isya’ tidak boleh di jamak dengan Sholat subuh. Dan Sholat Subuh tidak boleh di
jama’ dengan Sholat Dhuhur. Serta Sholat Ashar tidak boleh di jama’ dengan
Sholat Maghrib.
Orang yang boleh melaksanakan Sholat
jama’ Adalah musafir sebagaimana yang dijelasakan sebelumnya. Beberapa ulama’
mengatakan bahwa selain musafir juga bisa melaksanakan Sholat Jama’. Contohnya
adalah seorang dokter yang menangani operasi waktu adzan maghrib sampai masuk
waktu isyak, ternyata operasinya belum selasai. Maka dokter tersebut
diperbolehkan melaksanakan Sholat Maghrib diwaktu Sholat Isya’ setelah selesai
mengoperasai pasiennya dengan jama’ tanpa dia terlebih dahulu berhenti
mengoperasi pasiennya untuk melaksanakn sholat maghrib karena waktu maghrib
hampir habis. Jika Sholat Qashar dikatakan sholat
khusus musafir, maka Sholat jama’ bisa disebut Sholat karena keperluan. Tentunya keperluan-keperluan yang tidak
bertentangan dengan Agama Islam.
Ada du macam Sholat jama’ yaitu :[2]
1.
Jika Sholat Dhuhur dengan
Sholat Ashar di kerjakan pada waktu Dhuhur atau Sholat maghrib dengan Sholat
Isya’ di kerjakan pada Waktu Sholat Maghrib, maka Jama’ semacam ini disebut “Jama’ taqdim”.
2.
Jika Sholat Dhuhur dengan
Sholat ashar di kerjakan pada waktu Sholat Ashar atau Sholat Maghrib dengan
Sholat Isya’ dikerjakan pada waktu Sholat Isya’, maka Jama’ macam ini disebut
Sholat “Jama’ Ta’khir”.
Cara mengerjakan Sholat Jama’ Taqdim
1.
Dikerjakan dengan tertib,
yakni dengan sholat yang pertama misalnya Dhuhur dahulu, kemudian Ashar dan
maghrib dahulu kemudian Isya’.
2.
Niat Jama’ dilakukan pada
Sholat pertama
a.
Niat Sholat Jama’ Taqdim
Dhuhur brsama Ashar
“Ushallii fardhad dhuhri jam’a taqdimin ma’al Ashri arba’a raka’atin
adha’an lilahi ta’ala”.
b.
Niat Sholat jama’ taqdim
Ashar bersama dhuhur
Ushallii
Fardhad Ashri jam’a taqdimin ma’al dhuhri arba’a rak’atin adha’an lillahi
ta’ala”.
c.
Niat Sholat jama’ taqdim
maghrib bersama isya’
“Ushallii
fardhad Maghribi jam’a taqdimin ma’al isya’i salasa rak’atin adha’an lillahi
ta’ala”.
d.
Niat Sholat jama’ taqdim
isya’ bersama Maghrib
“
Ushallii fardhad isya’i jam’a taqdimin maal maghribi arba’a rak’atin adhaan
lillahi ta’ala”.
3.
Berurutan antara keduanya;
yaitu tidak boleh disela dengan sholat sunnah atau lain-lain.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan video berikut ini yakni
sholat jama’ taqdim maghrib bersama isya’.
Video sholat yang telah kita
saksikan tadi adalah sholat jama’ dan sekaligus sholat qashar.
Untuk sholat jama’ taqdim
dhuhur dan asshar sama saja dengan yang video tadi yang berubah hanya niat dan
bilangan rakaatnya.
Setelah kita memahami tetang sholat jama’
taqdim selanjutnya kita akan memepelajari tenga jenis sholat jama’ yang kedua
yaitu sholat jama’ ta’hir. Seperti yang telah di jeaskan di awal tadi bahwa
yang dimaksud dengan sholat jama’ ta;hir yaitu mengumpulkan dua sholat fardu
dan di kerjakan pada waktu sholat yang terakhir.
Syarat Jama’ ta’hir yaitu :
1. Niat jamak ta’khir dilakukan pada sholat yang
pertama
2. Masih dalam perjalanan tempat datangnya waktu
yang kedua
Adapun cara melaksanakannya
sama saja dengan sholat jama’ taqdim yang berbeda hanya dalam niatnya.
Lafal niatnya yaitu :
e.
Niat Sholat Jama’ Ta’khir
Dhuhur brsama Ashar
“Ushallii fardhad dhuhri jam’a ta’khirin ma’al Ashri arba’a raka’atin
adha’an lilahi ta’ala”.
f.
Niat Sholat jama’ Ta’khir
Ashar bersama dhuhur
Ushallii
Fardhad Ashri jam’a ta’khirin ma’al dhuhri arba’a rak’atin adha’an lillahi
ta’ala”.
g.
Niat Sholat jama’ Ta’khir
maghrib bersama isya’
“Ushallii
fardhad Maghribi jam’a ta’khirin ma’al isya’i salasa rak’atin adha’an lillahi
ta’ala”.
h.
Niat Sholat jama’ Ta’khir
isya’ bersama Maghrib
“
Ushallii fardhad isya’i jam’a ta’khirin maal maghribi arba’a rak’atin adhaan
lillahi ta’ala”.
Langsung saja perhatikan
video berikut ini supaya kita lebih paham.
Video jama’ takhir dan
qashar sholat duhur dan asahar
Perlu di ketahui yang boleh
melaksanakn sholat jamak sekaligus sholat qashar ialah seorang musafir yang
telah mencukupi syarat dari sholat jama’ dan qasahar yang telah saya sampaikan
di awal tadi.
Sedangkan yang boleh
melaksanakan sholat jama’ yaitu :
1. Safar
Diriwayatkan
dari Anas bin Malik y, ia berkata;
”Nabi
a senantiasa menjama‟ antara Shalat Maghrib dan
Isya‟ketika safar.” (HR. Bukhari Juz 1 : 1057).
2. Kebutuhan
yang mendesak
Diperbolehkan bagi seorang yang mukim untuk menjama‟shalat
karena adanya suatu kebutuhan yang datang tiba-tiba danmendesak, dengan syarat
tidak dijadikan sebagai kebiasaan.Diriwayatkan dari Ibnu ‟Abbas p, ia berkata;
”Rasulullah
a menjama‟ (antara) Zhuhur dan ‟Ashar di
Madinah,(padahal beliau) tidak berada dalam (keadaan) takut dan tidak pula
(sedang) safar.” Abu Zubair bertanya kepada Sa‟id, “Untuk apa beliau
melakukan hal itu?” Sa‟id menjawab, “Aku telah menanyakankepada
Ibnu „Abbas p sebagaimanapertanyaanmu
kepadaku. Maka Ibnu ‟Abbas p menjawab, ”Agar tidak memberatkan seorangpun dari umatnya.” (HR.
Muslim Juz 1 : 705, lafazh ini miliknya dan
Abu Dawud : 1210)
Berkata Syaikh Muhammd
Nashiruddin Al-Albani t; ”Jika seseorang berada di
daerah tempat tinggalnya, dengan kata latidak sedang bepergian, maka ia harus
memelihara shalat tepat padawaktunya dengan berjama‟ah. Akan
tetapi jika orang tersebumendapatkan halangan untuk melaksanakan shalat tepat
pawaktunya dengan berjama‟ah, maka ia boleh
melaksanakan shaldengan jama‟ baik dengan Jama‟ Taqdim
atau Jama‟Ta‟khir.”
3. Hujan yang memberatkan untuk mendatangi masjid
Jika terjadi hujan yang
sangat deras yang memberatkan seoranguntuk mendatangi masjid, maka
diperbolehkan baginya untuk menjama‟ shalat.
Diriwayatkan dari Musa bin ‟Uqbah;
”Sesungguhnya ‟Umar bin
Abdul Aziz pernah menjama‟ antara Maghrib dengan Isya‟ di akhir
waktu, ketika terjadi hujan. Sedangkan Said bin Musayyab, ‟Urwah bin
Az-Zubair, Abu Bakar bin ‟Abdurrahman, dan para ulama‟ zaman itu
(ikut) shalat (bermakmum) dibelakangnya. Namun mereka tidak mengingkari
perbuatan tersebut.” (HR. Baihaqi Juz 3 : 5347) Berkata Syaikh „Abdul
„Aziz bin „Abdullah bin Baz t;”Boleh menjama‟ antara
Maghrib dan Isya‟, antara Zhuhur dan Ashar
karena hujan yang memberatkan untuk keluar ke masjid. Demikinpula dengan lumpur
dan banjir yang mengalir di pasar-pasar, karenapada hal tersebut ada kesulitan.
(Ini menurut) pendapat terkuat daridua pendapat ulama‟.”
Demikian yang dapat kami
sampaikan berkenaan dengan Sholat jama’ dan qashar, mohon maaf atas segala
kesalahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar