FILSAFAT UMUM
MASA ABAD PERTENGAHAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
filsafat umum
Yang
di bimbing oleh:
Dr. Pujiono Abdul Hamid
1.
Edi Purwanto (083131024)
2.
Supeni Choirul Jannah (083131002)
3.
Alfiatus Zahro (083131021)
4.
Moh. Iwan Siswanto (083131029)
5.
Moh. Ardiansyah (083131003)
JURUSAN AL-AHWAL
AL-SYAKHSIYYAH
FAKULTAS SYARIA’H
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
IAIN JEMBER
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,..
Dengan segala kerendahan hati,kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah
SWT,karena dengan rahmat serta hidayah-Nya kami selaku penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Kemudian tak lupa pula kami sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang dengan keikhlasan hati menyumbangkan tenaga dan saran
serta penunjang lainnya sehingga penyusunan dan penyelesaian dapat
terselesaikan.
Demikian makalah yang dapat kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah yang
dibimbing oleh Dr. Pujiono Abdul Hamid kami
sebagai penulis menyadari bahwa penyusunan ini tidak luput dari kekurangan dan
kesalahan serta tidak sempurna baik mengenai penyusunan maupun materi yang
berkembang didalamnya,untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin. . . . .
Jember, 01 April 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL, i
KATA
PENGANTAR, ii
DAFTAR ISI, iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang, 1
1.2. Rumusan Masalah, 2
1.3. Tujuan Penulisan, 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
Sejarah Munculnya Filsafat Pada Abad Pertengahan, 3
2.2. Ciri-Ciri Filsafat Abad
Pertengahan, 5
2.3. Gambaran Filsafat Pada
Abad Pertengahan, 6
BAB III PENUTUP
3.1.
Kesimpulan,
18
DAFTAR PUSTAKA, 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Filsafat Yunani mengalami kemegahan dan kejayaan dengan hasil yang sangat
gemilang, yaitu melahirkan peradaban yunani. Menurut pandangan sejarah
filsafat, dikemukakan bahwa peradaban Yunani merupaka titik tolak peradaban
manusia di dunia. Maka pandangan sejarah filasafat dikemukan manusia di dunia.
Maka pandangan sejarah filsafat dikemukakan bahwa peradaban Yunai merupakan
titik tolak peradaban mausia di dunia. Giliran selanjutnya adalah warisan
peradaban Yunani jatuh ketangan kekuasaan Romawi. Kekuasaan Romawi
memperlihatkan kebesaran dan kekuasaan hingga daratan Eropa (Britania), tidak
ketinggalan pula pemikiran Filsafat Yunani juga ikut terbawa. Kaesar Augustus yang menciptakan masa
keemasan kesusastraan Latin, kesenian, dan arsitektur Romawi.
Setelah filsafat Yunani sampai kedaratan eropa, disana medapatkan lahan
baru dalam pertumbuhannya. Karena
bersama dengan agama Kristen, Filsafat Yunani berintegrasi dengan agama
Kristen sehingga membentuk formulasibaru. Maka, muncullah filsafat eropa yang
sesungguhnya sebagai penjelmaan filsafat Yunani setelah berintegrasi dengan
agama kristen.
Dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan filsafat eropa (kira-kira selama 5 abad) belum muncul ahli
fikir (filosof), akan tetapi setelah abad ke-6 M, barulah muncul para ahli
fikir yang mengadakan penyelidikan filsafat. Jadi, filsafat eropa yang
mengawali kelahiran filsafat barat pada abad pertengahan.
Kekuatan pengaruh antara filsafat Yunani dengan agama kristen dikatan
seimbang pengaruhnya, maka tidak mungkin berintegrasi membentuk sesatu formula
baru keberadaannya, tetapi pada saat itu muncul anggapan yang sama terhadap
filsafat Yunani ataupun agama kristen. Anggapan pertama, bahwa tuhan turun ke
Bumi (Dunia) dengan membawa kabar baik bagi umat manusia. Kabar baik tersebut
berupa firman Tuhan yang dianggap sebagai sumber kebijaksanaan yang sempurna
dan sejati. Anggapan kedua, bahwa walaupun orang-orang telah mengenal agama
baru, tetapi juga mengenal agama baru, tetapi juga mengenal filsafat Yunani
yang dianggap sebagai sumber kebijaksanaan yang tidak diragukan lagi
kebenarannya.
1.2. Rumusan
Masalah
Bertolak dari
latar belakang di atas, pokok-pokok masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah sebagai berikut.
1.2.1.
Bagaimana sejarah munculnya filsafat pada abad pertengahan?
1.2.2.
Apa saja ciri-ciri filsafat abad pertengahan?
1.2.3. Bagaimana gambaran Filsafat pada abad
pertengahan?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui sejarah munculnya filsafat pada abad
pertengahan
1.3.2.
Untuk mengetahui ciri-ciri filsafat abad pertengahan
1.3.3.
Untuk mengetahui gambaran Filsafat pada
abad pertengahan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Munculnya Filsafat Pada Abad
Pertengahan
Masa
ini diawali dengan lahirnya filsafat eropa. Sebagaimana hal-hal dengan filsafat
Yunani yang di pengaruhi oleh kepercayaan, maka filsafat atau pemikiran pada
abad pertengahan pun di pengaruhi oleh kepercayaan Kristen. Artinya, pemikiran
filsafat abad pertengahan di dominasi oleh agama. Pemecahan semua persoalan
selalu di dasarkan atas agama, sehingga corak pemikiran kefilsafatannya
bersifat teosentris.
Baru
pada abad ke-6 Masehi,setelah mendapatkan dukungan dari Karel Agung,,maka
didirikanlah sekolah-sekolah yang memberi pelajaran gramatika, dialektika,
geometri, aritmatika, astronomi, dan musik. Keadaan yang demikian akan
mendorong perkembangan pemikiran filsafat pada abad ke-13 yang ditandai
berdirinya universitas-universitas dan ordo-ordo. Dalam ordo-ordo inilah mereka
mengabdikan dirinya untuk kemajuan ilmu dan agama, seperti Anselmus (1033-1109), Abaelardus (1079-1143), Thomas
Aquinas (1225-1274).
Dikalangan
para ahli piker islam (periode filsafat skolastik islam) muncul: Al-kindi,
Al-farabi, Ibnu Sina, Al-Gazali, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail,Ibnu Rusyd. Periode
skolastik islam ini berlangsung tahun 850-1200. Pada masa itulah kejayaan islam
berlangsung dan ilmu pengetahun berkembangan dengan pesat. Akan tetapi,setelah
jatuhnya kerajaan islam di Granada di Spanyol tahun 1492 mulailah kekuasaan
politik Barat menjarah ketimur.
Suatu prestasi yang paling besar dalam kegiatan ilmu kegiatan ilmu pengetahuan
terutama dalam bidang filsafat. Disini mereka merupakan mata rantai yang
menstranfer filsafat Yunani, sebagaimana yang di lakukan oleh sarjana-sarjana
islam di Timur terhadap Eropa dengan menambah pikiran-pikiran islam sendiri.
Para filosof islam sendiri sebagian menganggap bahwa filsafat Aristoteles
benar, Plato dan Al-qur’an benar. Mereka mengadakan perpaduan antara agama dan
filsafat.
Kemudian
pikiran-pikiran ini masuk ke Eropa yang merupakan sumbangan islam paling besar,
yang besar pengaruhnya terhadap ilmu pengetahuan pemikiran filsafat terutama
dalam bidang teologi dan ilmu pengetahun alam.
Peralihan dari abad pertengahan ke abad modern dalam sejarah filsafat disebut
sebagai masa peralihan (masa transisi), yaitu munculnya Renaissance dan
Humanisme,yang berlangsung pada abad 15-16. Munculnya renaissance dan Humanisme
inilah yang mengawali maa abad modern.
Filsafat yunani mengalami kemegahan dan
kejayaan dengan hasil yang sangat gemilang,yaitu melahirkan peradaban yunani.
Setelah filsafat Yunani sampai ke daratan Eropa,disana mendapatkan lahan baru
dalam pertumbuhannya. Karena bersamaan denagn agama Kristen , filsafat Yunani
berintegrasi dengan agama Kristen, sehingga membentuk suatu formulasi baru.
Maka ,muncullah filsafat Eropa yang sesungguhnya sebagai penjelmaan filsafat
Yunani setelah berintegrasi dengan agama Kristen. Didalam masa pertumbuhan dan
perkembangan filsafat Eropa (kira-kira selama 5 abad) belum memunculkan ahli
piker (filosof), akan tetapi setelah abad ke-6 Masehi, barulah muncul para ahli
piker mengadakan penyelidikan filsafat. Jadi, filsafat Eropa yang mengawali
kelahiran filsafat barat abad pertengahan. Kekuatan pangaruh antara filsafat
yunani dengan agama Kristen dikatakan seimbang. Apabila tidak seimbang
pengaruhnya, maka tidak mungkin berintegrasi membentuk suatu formula baru.
Dengan
demikian, dibenua Eropa filsafat Yunani akan tumbuh dan berkembang dalam
suasana yang lain. Filsafat Eropa merupakan sesuatu baru, suatu formulasi baru,
pohon filsafat masih yang lama (dari yunani), tetapi tunas baru(karena pengaruh
agama Kristen) memungkinkan perkembangan dan pertumbuhan yang rindang.
2.2. Ciri-ciri Filsafat Abad Pertengahan
Filsafat
barat abad pertengahan (476-1492) juga dapat dikatakan sebagai abad gelap.
Pendapat ini di dasarkan pada pendekatan sejarah gereja. Memang pada saat itu
tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia sehingga manusia tidak
lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam
dirinya. Apabila terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan ajaran
gereja,orang yang mengemukakannya akan mendapatkan hukuman berat. Pihak gereja
melarang diadakannya penyelidikan-penyelidikan berdasarkan rasio terhadap
agama. Kaena itu, kajian terhadap agama atau teologi yang tidak berdasarkan
ketentuan gereja akan mendapatkan larangan yang ketat. Yang berhak mengadakan
penyelidikan terhadap agama hanyalah pihak gereja. Walaupun demikian, ada juga
yang melanggar larangan tersebut dan mereka dianggap orang murtad dan kemudian
diadakan pengejaran(inkuisisi).
Ciri
–ciri pemikiran filsafat barat abad Pertengahan adalah:
Ø Cara
berfilsafatnya dipimpin oleh gereja
Ø Berfilsafat
di dalam lingkungan ajaran Aristoteles
Ø Berfilsafat
dengan pertolongan Augustinus dan lain-lain.
Masa
abad pertengahan ini juga dapat di katakana sebagai suatu masa yang penuh
dengan upaya menggiring manusia dalam kehidupan atau system kepercayaan picik
dan fanatic dengan menerima ajaran gereja dengan membabi buta. Karena itu perkembangan
ilmu pengetahuan terhambat.
Masa
ini penuh dengan dominasi gereja,yang tujuannya untuk membimbing umat ke arah
hidup yang saleh. Namun ,disisi lain, dominasi gereja ini tanpa memikirkan
martabat dan kebebasan manusia yang mempunyai perasaan,pemikiran,keinginan,dan
cita-cita untuk menentukan masa depannya sendiri.
Filsafat
abad pertengahan lazim disebut Filsafat scholastik. Diambil dari Kata Schuler yang berarti ajaran atau
sekolahan. Yang demiian ini karena sekolah yang diadakan oleh Karel Agung yang
mengajarkan apa yang diistilahkan sebagai Artes
Liberales ( seni bebas ). Meliputi mata pelajaran gramatika, geometria,
aritmatika, astronomia, musika, dan dialektika. Dialektika ini sekarang disebut
logika dan kemudian meliputi seluruh filsafat. Pada kemudiannya kata scholastik menjadi istilah bagi filsafat
pada abad 9/15 yang mempunyai corak khusus yaitu filsafat yang di pengaruhi
agama.
Filsafat
abad pertengahan juga di katakan abad gelap, karena pendapat-pendapat para
pemikir terbelunggu oleh kebijaksanaan yang ada yakni dominasi golongan gereja.
Manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan pemikirannya. Sebab
hasil-hasil pemikiran manusia di awasi oleh kaum gereja. Apabila terdapat
pemikiran yang bertentangan dengan ajaran gereja, maka orang yang
mengemukakannya akan mendapat hukuman yang berat.
2.3. Gambaran Filsafat Pada Abad Pertengahan
Secara
garis besar filsafat abad pertengahan dapat dibagi menjadi dua periode yaitu : Periode Scholastik Islam dan Periode Scholastik Kristen.
2.3.1. Periode
Scholastik Islam
Para Scholastic
Islamlah yang pertama mengenalkan filsafatnya Aristoteles diantaranya adalah
Ibnu Rusyd, ia mengenalkan kepada orang-orang barat yang belum mengenal
filsafat Aristoteles.
Para ahli fikir
Islam (Scholastik Islam) yaitu Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Gazali, Ibnu
Rusyd dll. Mereka itulah yang memberi sumbagan sangat besar bagi para filosof
eropa yang menganggap bahwa filsafat Aristoteles, Plato, dan Al-Quran adalah
benar. Namun dalam kenyataannya bangsa eropa tidak mengakui atas peranan ahli
fikir Islam yang mengantarkam kemoderenan bangsa barat.
2.3.1.1. Filsafat Islam Di Dunia Islam Timur
1. Al-Ghazali / 1050-1111
M (Tahafutut al-Falasifah)
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i (lahir
1058 di Thus, Propinsi Khurasan, Persia (Iran), wafat 1111, Thus) adalah
seorang filosof dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia
Barat abad Pertengahan.
Pokok pemikiran dari al-Ghozali adalah tentang Tahafutu al-falasifah
(kerancuan berfilsafat) dimana al-Ghazali menyerang para filosof-filosof Islam
berkenaan dengan kerancuan berfikir mereka. Tiga diantaranya, menutur
al-Ghazali menyebabkan mereka telah kufur, yaitu tentang : Qadimnya Alam,
Pengetahuan Tuhan, dan Kebangkitan jasmani.
2. Suhrawardi / 1158-1191
M (Isyraqiyah / Illuminatif)
Pokok pemikiran Suhrawardi adalah tentang teori emanasi, ia berpendapat
bahwa sumber dari segala sesuatu adalah Nuur An-Nuur (Al-Haq) yaitu Tuhan itu
sendiri. Yang kemudian memancar menjadi Nuur al-Awwal, kemudian memancar lagi
mejadi Nuur kedua, dan seterusnya hingga yang paling bawah (Nur yang semakin
tipis) memancar menjadi Alam (karena semakin gelap suatu benda maka ia semakin
padat).
Pendapatnya yang kedua adalah bahwa sumber dari Ilmu dan atau kebenaran
adalah Allah, alam dan Wahyu bisa dijadikan sebagai perantara (ilmu) oleh
manusia untuk mengetahui keberadaan Allah. Sehingga keduanya, antara Alam dan
Wahyu adalah sama-sama sebagai ilmu.
3. Ibnu Khaldun (1332
M-1406 M)
Abdurrohman Ibn Khaldun (1332 M-1406 M), lahir di Tunisia, adalah sosok
pemikir muslim legendaris. Khaldun membuat karya tentang pola sejarah dalam
bukunya yang terkenal: Muqaddimah, yang dilengkapi dengan kitab Al-I'bar yang
berisi hasil penelitian mengenai sejarah bangsa Berber di Afrika Utara. Dalam
Muqaddimah itulah Ibnu Khaldun membahas tentang filsafat sejarah dan soal-soal
prinsip mengenai timbul dan runtuhnya negara dan bangsa-bangsa.
Dalam mempertautkan sejarah dengan filsafat, Ibnu Khaldun tampaknya ingin
mengatakan bahwa sejarah memberikan kekuatan intuisi dan inspirasi kepada
filsafat, sedangkan filsafat menawarkan kekuatan logika kepada sejarah. Dengan
begitu, seorang sejarawan akan mampu memperoleh hasil yang relatif valid dari
proses penelitian sejarahnya, dengan dasar logika kritis.
Dasar sejarah filsafatnya adalah :
1) Hukum sebab akibat yang menyatakan
bawa semua peristiwa, termasuk peristiwa sejarah, berkaitan satu sama lain
dalam suatu rangkaian hubungan sebab akibat.
2) Bahwa kebenaran bukti sejarah tidak
hanya tergantung kepada kejujuran pembawa cerita saja akan tetapi juga kepada
tabiat zaman. Karena hal ini para cendekiawan memberinya gelar dan titel
berdasarkan tugas dan karyanya serta keaktifannya di bidang ilmiah
4. Al-Kindi
(806-873 M)
Al-Kindi Nama lengkapnya Abu Yusuf Ya’qub ibn Ishaq ibn Sabbah ibn Imran
ibn Ismail al-Ash‘ats bin Qais al-Kindi. Ia seorang filosof muslim yang
pertama. Kindah adalah salah satu suku Arab yang besar pra-Islam. Kakeknya
Al-Ash’ats ibn Qais, memeluk Islam dan dianggap sebagai salah seorang sahabat
Nabi SAW. Al-Ash’ats bersama beberapa perintis muslim pergi ke kufah, tempat ia
dan keturunannya mukim. Ayahnya adalah Ishaq al-Sabbah menjadi gubernur Kufah
selama kekhalifahan Abbasiyah al-Mahdi dan al-Basyid. Kemungkinan besar
al-Kindi lahir pada tahun 185 H / 801 M.
Menurut al-Kindi filsafat hendaknya diterima sebagai bagian dari kebudayaan
Islam, oleh karena itu para sejarawan Arab awal menyebutnya “filosof Arab”.
Menurutnya batasan filsafat yang ia tuangkan dalam risalahnya tentang filsafat
awal adalah “filsafat” adalah pengetahuan tentang hakekat segala sesuatu dalam
batas-batas kemampuan manusia, karena tujuan para filosof dalam berteori ialah
mencapai kebenaran dan dalam prakteknya ialah menyesuaikan dengan kebenaran.
Pemikiran filsafatnya berikisar tentang masalah : Relevansi agama dan
filsafat, fisika dan metafisika (hakekat Tuhan bukti adanya Tuhan dan
sifat-sifatNya), Roh (Jiwa), dan Kenabian.
5. Abu Bakar
Ar-Razi (865-925 M)
Nama lengkapnya adalah abu bakar muhammad ibn zakaria ibn yahya al-razi. Di
barat dikenal dengan Rhazes. Ia lahir di Ray dekat Teheran pada 1 Sya’ban 251 H
(865 M.
Pemikiran filsafatnya berikisar tentang masalah : Akal dan agama (penolakan
terhadap kenabian dan wahyu), prinsip lima yang abadi, dan hubungan jiwa dan
materi.
6. Al-Farabi
(870-950 M)
Al-Farabi Nama lengkapnya Abu Nash al-Farabi, lahir pada tahun 258 H / 870
M di Farab, meninggal pada tahun 339 H / 950 M. Sejarah mencatatnya sebagai
pembangun agung sistem filsafat, dimana ia telah membaktikan diri untuk
berfikir dan merenung, menjauh dari kegiatan politik, gangguan dan kekisruhan
masyarakat.
Al-Farabi adalah seorang yang logis baik dalam pemikiran, pernyataan,
argumentasi, diskosi, keterangan dan penalarannya. Unsur-unsur penting
filsafatnya adalah :
1) Logika
2) Kesatuan
filsafat
3) Teori
sepuluh kecerdasan
4) Teori
tentang akal
5) Teori
tentang kenabian
6) Penafsiran
atas al-Qur’an.
Pemikiran filsafatnya berikisar tentang masalah : kesatuan filsafat,
metafisika (hakekat Tuhan), teori emanasi, teori edea, Utopia jiwa (akal), dan
teori kenabian.
7. Ibnu
Maskawih (932-1020 M)
Nama lengkapnya adalah Abu Ali Ahmad Ibn Muhammad Ibn Ya’qub Ibn Miskawih.
Ia lahir di kota Ray (Iran) pada 320 H (932 M) dan wafat di Asfahan pada 9
safar 421 H (16 Februari 1030 M).
Pemikiran filsafatnya berikisar tentang masalah : filsafat akhlaq, dam
filsafat jiwa.
8. Ibnu Shina
(980-1037 M)
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah
seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah
menjadi bagian Uzbekistan).
Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Persia
ابوعلى سينا
Abu Ali Sina atau dalam tulisan arab : أبو علي الحسين
بن عبد الله بن سينا). Ibnu
Sina lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah
Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan,
Persia (Iran).
Pemikiran filsafatnya berikisar tentang masalah : fisika dan metafisika,
filsafat emanasi, filsafat jiwa (akal), dan teori kenabian.
2.3.1.2.Filsafat
Islam Di Dunia Islam Barat
1. Ibnu Bajjah
(1082-1138 M)
Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad Ibn Yahya Ibn Al-Sha’igh
Al-Tujibi Al-Andalusi Al-Samqusti Ibn
Bajjah. Ibn bajjah dilahirkan di Saragossa, andalus pada tahun 475 H (1082 M).
Pemikiran filsafatnya berikisar tentang masalah : metafisika, teori
pengetahuan, filsafat akhlaq, dan Tadbir al-mutawahhid (mengatur hidup secara
sendiri).
2. Ibnu Tufail
(1082-1138 M)
Nama lengkapnya adalah abu bakar Muhammad Ibn Abd Al-Malik Ibn Muhammad Ibn
Muhammad Ibn Thufail Al-Kaisyi. Di barat dikenal dengan abu bacer. Ia
dilahirkan di guadix, 40 mil timur laut Granada pada 506 H (1110 M) dan
meninggal di kota Marraqesh, Marokko pada 581 H (1185 M).
Pemikiran filsafatnya berikisar tentang masalah : percikan filsafat, dan
kisah hay bin yaqadhan.
3.
Ibn Rusyd 520 H/1134
M (Teori Kebenaran Ganda)
Ibnu Rusyd (Ibnu Rushdi, Ibnu Rusyid, 1126 - Marrakesh, Maroko, 10 Desember
1198) dalam bahasa Arab ابن رشد dan dalam bahasa Latin Averroes, adalah seorang filsuf dari
Spanyol (Andalusia).
Salah satu Pemikiran Ibn Rusyd adalah ia membela para filosof dan pemikiran
mereka dan mendudukkan masalah-masalah tersebut pada porsinya dari seranga
al-Ghazali.Untuk itu ia menulis sanggahan berjudul Tahafut al-Tahafut. Dalam
buku ini Ibn Rusyd menjelaskan bahwa sebenarnya al-Ghazalilah yang kacau dalam
berfikirnya.
2.3.1.3.Filsafat
Islam Setelah Ibnu Rushdi
1. Nashirudin
Thusi
Thusi, nama lengkapnya adalah Abu Ja’far Muhammad Ibn Muhammad Al-Hasan
Nashir Al-Din Al-Thuai Al-Muhaqqiq. Ia lahir pada 18 Februari 1201 M / 597 H di
Thus, sebuah kota di Khurasan.
Diantara filsafatnya adalah tentang metafisika, jiwa, moral, politik, dan
kenabian.
2. Shuhrawardi
al-Maqtul
Nama lengkapnya adalah Syeikh Shihab Al-Din Abu Al-Futuh Yahya Ibn Habasy
Ibn Amirak Al-Suhrawardi, ia dilahirkan di suhraward, Iran barat laut, dekat zan-jan
pada tahun 548 H atau 1153 M.
Diantara filsafatnya adalah tentang metafisika dan cahaya, epistimologi,
kosmologi, dan psikologi.
3. Mulla shadra
Nama lengkapnya Muhammad Ibn Ibrahim Yahya Qawami Siyrazi, sering disebut
shadr al-din al-sirazi atau akhund mulla shadra. Dikalangan murid-muridnya
diokenal dengan shadr al-mutti’allihin. Ia dilahrikan di syiraz pada tahun 979
H/980 H atau 1571 /1572 M dari sebuah keluarga terkenal lagi berpengaruh.
Diantara filsafatnya adalah tentang metafisika, epistimologi, dan fisika.
4. Muhammad
Iqbal
Dr.Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot, Wilayah Punjab (pakistan barat)
pada tahun 1877. Iqbal berasal dari keluarga Brahma Kashmir, tetapi nenek
moyang Muhammad Iqbal telah memeluk islam 200 tahun sebelum Ia dilahirkan. Ayah
muhammad Iqbal, Nur Muhammad adalah penganut islam yang taat dan cenderung ke
pada ilmu tasawuf.
Diantara filsafatnya adalah tentang ego dan khudi, ketuhanan, materi dan
kausalitas, moral, dan insan al-Kamil.
1. Al-Ghazali
Nama aslinya Abu Hamid Muhammad
bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazali. Ia lahir di Thus tahun 450 H / 1058 M.
Pemikiran al-Ghazali mengenai
pendidikan adalah proses memanusiakan manusia sejak kejadiannya sampai akhir
hayatnya melalui berbagai ilmu pengetahuan yang disampaikan dalam bentuk
pengajaran secara bertahap, dimana proses pengajaran tersebut menjadi tanggung
jawab orang tua dan masyarakat menuju pendekatan diri kepada Allah, sehingga
menjadi manusia yang sempurna.
Batas awal berlangsungnya pendidikan menurutnya sejak bersatunya sperma dan
ovum sebagai awal kejadian manusia. Sedangkan batas akhir pendidikan itu orang
yang berilmu dan orang yang menuntut ilmu berserikat pada kebajikan dan manusia
lain adalah bodoh dan tak bermoral.
2. Ibnu
Khaldun
Nama lengkapnya Abdurrahman Abu
Zain Waliuddin bin Muhammad bin Khaldun al-Maliki, dilahirkan di kota Tunnisia
pada awal Ramadhan tahun 732 H / 27 Mei 1333 M.
Dasar sejarah filsafatnya adalah :
1. Hukum sebab akibat yang menyatakan bawa semua peristiwa, termasuk peristiwa
sejarah, berkaitan satu sama lain dalam suatu rangkaian hubungan sebab akibat.
2. Bahwa kebenaran bukti sejarah tidak hanya tergantung kepada kejujuran
pembawa cerita saja akan tetapi juga kepada tabiat zaman.
Karena hal ini para cendekiawan memberinya
gelar dan titel berdasarkan tugas dan karyanya serta keaktifannya di bidang
ilmiah, yaitu :
1.
Sarjana dan
filosof besar
2.
Ulama Islam
3.
Sosiolog
4.
Pedagang
5.
Ahli sejarah
6.
Ahli Hukum
7.
Politikus
8.
Sastrawan Arab
9.
Administrator
dan organisator
3. Sayyid Ahmad
Khan
Dia adalah seorang pendekar besar
nasionalisme dan ia berpendapat bahwa Islam adalah agama akal. Ia menolak
segala hal dalam agama yang bertentangan dengan fakta-fakta ilmu pengetahuan
yang sudah terbukti kebenarannya.
Pada waktu itu golongan muslim
menolak belajar bahasa Inggris, dan mereka menganggap sebagai murtad untuk
belajar di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang didirikan oleh bangsa
Inggris. Sehingga pendidikan mereka jauh tertinggal dari golongan Hindu yang
memenuhi sekolah-sekolah dan perguruan tinggi Inggris dan mengejar pengetahuan
modern dengan penuh semangat.
Maka dengan adanya hal itu Ahmad Khan punya tugas yang sulit yaitu
1. Ia harus meyakinkan bangsa Inggris bahwa golongan muslim itu tidak loya
2. Ia harus membujuk golongan muslim agar belajar bahasa Inggris dan melengkapi
dirinya dengan pengetahuan moder
Dengan tugas ini maka ia berusaha
menghilangkan antipati golongan muslim terhadap bahasa Inggris dan pengetahuan
modern melalui pidatonya dan dengan jalan mendirikan Aligarh School yang
menjadi Aligarh University,
4.
Al-Kindi
Nama lengkapnya Abu Yusuf Ya’qub
ibn Ishaq ibn Sabbah ibn Imran ibn Ismail al-Ash‘ats bin Qais al-Kindi. Ia
seorang filosof muslim yang pertama. Kindah adalah salah satu suku Arab yang
besar pra-Islam. Kakeknya Al-Ash’ats ibn Qais, memeluk Islam dan dianggap
sebagai salah seorang sahabat Nabi SAW. Al-Ash’ats bersama beberapa perintis
muslim pergi ke kufah, tempat ia dan keturunannya mukim. Ayahnya adalah Ishaq
al-Sabbah menjadi gubernur Kufah selama kekhalifahan Abbasiyah al-Mahdi dan
al-Basyid. Kemungkinan besar al-Kindi lahir pada tahun 185 H / 801 M. Ia
dilahirkan di tengah-tengah keluarga yang berderajat tinggi, kaya akan
kebudayaan dan terhormat. Ia tidak tertarik unutk menjadi politikus dam
prajurit – meneruskan jejak ayahnya – tetapi panggilan ilmu pengetahuan
menyedotnya hingga ia pindah ke Kufah dan Basrah – pusat ilmu pengetahuan – dan
Baghdad.
Menurut al-Kindi filsafat
hendaknya diterima sebagai bagian dari kebudayaan Islam, oleh karena itu para
sejarawan Arab awal menyebutnya “filosof Arab”. Menurutnya batasan filsafat
yang ia tuangkan dalam risalahnya tentang filsafat awal adalah “filsafat”
adalah pengetahuan tentang hakekat segala sesuatu dalam batas-batas kemampuan
manusia, karena tujuan para filosof dalam berteori ialah mencapai kebenaran dan
dalam prakteknya ialah menyesuaikan dengan kebenaran.
5. Al-Farabi
Nama lengkapnya Abu Nash
al-Farabi, lahir pada tahun 258 H / 870 M di Farab, meninggal pada tahun 339 H
/ 950 M. Sejarah mencatatnya sebagai pembangun agung sistem filsafat, dimana ia
telah membaktikan diri untuk berfikir dan merenung, menjauh dari kegiatan
politik, gangguan dan kekisruhan masyarakat.
Al-Farabi adalah seorang yang
logis baik dalam pemikiran, pernyataan, argumentasi, diskosi, keterangan dan
penalarannya.
Unsur-unsur penting filsafatnya adalah
1. Logika
2. Kesatuan filsafat
3. Teori sepuluh kecerdasan
4. Teori tentang akal
5. Teori tentang kenabian
6. Penafsiran atas al-Qur’an.
6.
Ibnu Sina
Dalam sejarah pemikiran filsafat
abad pertengahan, sosok Ibnu Sina (370/980 – 428/1037), dalam banyak hal unik
sedang diantara para filosof muslim ia tidak hanya unik tapi juga memperoleh
penghargaan yang semakin tinggi hingga masa modern. Ia adalah satu-satunya
filosof besar Islam yang telah berhasil membangun sistem filsafat yang lengkap
dan terperinci – suatu sistem yang telah mendominasi tradisi filsafat muslim
selama beberapa abad.[9].
Nama lengkapnya adalah Abu ‘Ali
Huseyn bin Abdullah bin Hasan bin Ali bin Siena. Ia lahir didalam masa
kekacauan pada bulan Safar 370 H / Agustus 910 M didesa Afshanah dekat kota
Kharmaitan, kabupaten baikh, wilayah Afghanistan Propinsi Bukhara (Rusia)
ibunya bernama Asfarah, ayahnya Abdullah seorang gubernur dari suatu distrik di
Bukhara pada masa Samaniyyah – Nuh II bin Mansur.
2.3.2. Periode
Scholastik Kristen
Periode
Scholastic Kristen dalam sejarah perkembangannya dapat dibagi menjadi tiga,
Yaitu: Masa Scholastik Awal, Masa Scholastik Keemasan, Masa Scholastik
Terakhir.
2.3.2.1. Masa Scholastik
Awal (Abad 9 - 12 M)
Masa ini
merupakan kembagkitan pemikiran dari kungkungan gerejawan yang telah membatasi
berfilsafat, karena berfilsafat sangat membahayakan bagi agama Kristen
khususnya pihak gerejawan. Dan yang ditonjolkan dalam masa ini adalah hubungan
antara agama dengan filsafat karena keduanya tidak dapat dipisahkan, dan dengan
keduanya manusia akan memporoleh pengetahuan yang lebih jelas. Tetapi masa ini
filsafat masih bertumpu pada alam pikiran dan karya-karya kristiani.
Masa ini juga
berdiri sekolah-sekolah yang menerapkan study duniawi meliputi: tata bahasa,
retorikaa, dialektika, ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu perbintangan dan musik.
Sekolah yang mula-mula ada di biara Italia selatan ini akhirnya berpengaruh ke
daerah-daerah yang lain.
2.3.2.2. Masa Scholatik
Keemasan (1200 – 1300 M)
Pada masa ini
Scholastik mengalami kejayaan yang berlangsung dari tahun 1200-1300 M, disebut
juga dengan masa yang berbunga dan bertumbuh kembang, karena muncul banyak
Universitas dan ordo-ordo yang menyelenggarkan pendidikan ilmu pengetahuan.
Ada beberapa
faktor kenapa pada masa ini Scholastic mencapai keemasan. Pertama, pengaruh
dari Aristoteles dan ahli fikir Islam sejak abad ke 12 sehingga pada abad ke 13
telah tumbuh ilmu pengetahuan yang luas. Kedua, berdirinya beberapa
Universitas. Dan yang ketiga munculnya ordo-ordo yang membawa dorongan kuat
untuk memberikan suasana yang semarak pada abad ke 13.
Pada masa ini
juga ada sorang filofos Agustinus yang menolak ajaran Aristoteles karena sudah
dicemari oleh ahli fikir Islam, dan hal ini sangat membahayakan ajaran Kristen,
maka Abertus Magnus dan Thomas, sengaja menghilangkan unsure-unsur atau
selipan-selipan dari Ibnu Rusyd. Upaya Thomas Aquinas yang berhasil ini
sehingga menerbitkan buku yang berjudul Summa Theologie, yang merupakan bukti
kemenangan ajaran Aris Toteles deselaraskan dengan ajaran Kristen.
2.3.2.3. Masa Scholastik
Akhir (1300 – 1450 M)
Masa ini
ditandai dengan kemalasan berfikir filsafat, sehingga menjadi
stagnasi pemikiran filsafat Scholasti Kristen, Nicolous Cusanus (1401-1404 M)
adalah tokoh yang terkenal pada masa ini, dan sebagai tokoh pemikir yang
terakhir pada masa Scholastik. Menurut pendaptnya terdapat tiga cara untuk
mengenal, yaitu lewat indera, dan kedua lewat akal, dan ketiga lewat intuisi.
Dengan indera manusia mendapatkan pengetahuan tentang benda-benda yang berjasad
(sifatnya tidak sempurna). Dengan akal manusia bisa mendapatkan bentuk yang abstrak
yang telah ditangkap oleh indera. Dan yang ketiga intuisi, dalam intuisi
manusia akan mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi, karena dengan intuisi
manusia dapat mempersatukan apa yang oleh akal tidak dapat dipersatukan. Karena
keterbatasan akal itu sendiri maka dengan intuisiah diharapkan sampai pada
kenyataan, yaitu Tuhan.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah di bahsa pada bab II, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut
3.1.1. Filsafat
Pada abad pertengahan ini diawali dengan lahirnya filsafat eropa. Sebagaimana
hal-hal dengan filsafat Yunani yang di pengaruhi oleh kepercayaan, maka
filsafat atau pemikiran pada abad pertengahan pun di pengaruhi oleh kepercayaan
Kristen. Artinya, pemikiran filsafat abad pertengahan di dominasi oleh agama.
Pemecahan semua persoalan selalu di dasarkan atas agama, sehingga corak
pemikiran kefilsafatannya bersifat teosentris. Baru pada abad ke-6 Masehi,
setelah mendapatkan dukungan dari Karel Agung,,maka didirikanlah
sekolah-sekolah yang memberi pelajaran gramatika, dialektika, geometri,
aritmatika, astronomi, dan musik..
3.1.2. Ciri
–ciri pemikiran filsafat barat abad Pertengahan adalah:
a) Cara
berfilsafatnya dipimpin oleh gereja
b) Berfilsafat
di dalam lingkungan ajaran Aristoteles
c) Berfilsafat
dengan pertolongan Augustinus dan lain-lain.
3.1.3.
Secara garis
besar filsafat abad pertengahan dapat dibagi menjadi dua periode yaitu : Periode Scholastik Islam dan Periode Scholastik Kristen.
a)
Periode
Scholastik Islam
.
Para Scholastic Islamlah yang pertama mengenalkan
filsafatnya Aristoteles diantaranya adalah Ibnu Rusyd, ia mengenalkan kepada
orang-orang barat yang belum mengenal filsafat Aristoteles.Para ahli fikir
Islam (Scholastik Islam) yaitu Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Gazali, Ibnu
Rusyd dll. Mereka itulah yang memberi sumbagan sangat besar bagi para filosof
eropa yang menganggap bahwa filsafat Aristoteles, Plato, dan Al-Quran adalah
benar. Namun dalam kenyataannya bangsa eropa tidak mengakui atas peranan ahli
fikir Islam yang mengantarkam kemoderenan bangsa barat.
b.Periode
Scholastic Kristen
Dalam sejarah perkembangannya dapat dibagi menjadi tiga, Yaitu: Masa
Scholastik Awal, Masa Scholastik Keemasan, Masa Scholastik Terakhir. Masa
Scholastik Awal merupakan kembagkitan pemikiran
dari kungkungan gerejawan yang telah membatasi berfilsafat, karena berfilsafat
sangat membahayakan bagi agama Kristen khususnya pihak gerejawan. Masa
Scholastik Keemasan, Pada masa ini Scholastik
mengalami kejayaan yang berlangsung dari tahun 1200-1300 M, disebut juga dengan
masa yang berbunga dan bertumbuh kembang, karena muncul banyak Universitas dan
ordo-ordo yang menyelenggarkan pendidikan ilmu pengetahuan. Masa
Scholastik Akhir, Masa ini ditandai dengan kemalasan berfikir filsafat, sehingga menjadi stagnasi pemikiran filsafat
Scholasti Kristen, Nicolous Cusanus (1401-1404 M) adalah tokoh yang terkenal
pada masa ini, dan sebagai tokoh pemikir yang terakhir pada masa Scholastik.
DAFTAR PUSTAKA
Syadali,
Ahmad. 2004. Filsafat Umum. Bandung:
Pustaka Setia.