Cahaya Kecilku
Oleh Edi Purwanto
Cahaya kecilku nan indah dipandang mata
Kesejukan cahyamu menetramkan jiwa
Namun apalah daya
Cahaymu mulai tak menyilaukan penglihatanku
Engkau semakin enggan menampakkannya padaku
Aku tak akan memaksamu kembali hadir dihadapan inderaku
Tapi yang aku khawatirkan
Apakah kehadiranku dulu dapat menambah terang cahaya kecilmu
Atau malah meredupkan cahayamu
Semua kuserahkan padamu dan takdirNya
Cukup aku menunggu apa yang telah tertulis di Lauhul Mahfud
menjelma menjadi fakta dan realita
Terima kasih telah hadir dan menerangi relung gelapku
Maafkan aku jika kegelapanku menyelimuti cahaya kecilmu
Mulai hari ini, saat ini, dan detik ini kubiarkan engkau
memilih apa yang kau kehendaki
Aku akan membiarkanmu tetap bersinar walau bukan untukku
Dan aku akan berusaha menjadi cahaya penentram jiwa untuk ku dan sekitarku
Bukan karena aku tidak bersedia untuk memperjuangkannmu
Bukan juga aku terlalu tawakkal tanpa ikhtiyar terlebih dahulu
Namun aku ingin menjadi air yang memberikan kehidupan untuk yang berada didekatnya
Dan aku tak rela jika aku harus bersinar dengan memadamkan cahaya yang lain
Cukup aku, dan Sang Pemilik sejati yang mengerti
tentang luka yang tak berbekas darah
yaitu luka di segumpal darah penentu jiwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar